Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Parlemen Inggris Desak May Debat Trump

Para anggota parlemen Inggris mendesak Perdana Menteri Theresa May untuk mendebat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai perubahan iklim saat keduanya bertemu, Jumat (27/1/2017).
Perdana Menteri  Inggris Theresa May, dan suaminya Philip, memasuki Downing Street 10 setelah May menghadap Ratu Elizabet di Istana Buckingham, London belum lama ini./Reuters-Stefan Rousseau
Perdana Menteri Inggris Theresa May, dan suaminya Philip, memasuki Downing Street 10 setelah May menghadap Ratu Elizabet di Istana Buckingham, London belum lama ini./Reuters-Stefan Rousseau

Bisnis.com, LONDON -  Para anggota parlemen Inggris mendesak Perdana Menteri Theresa May untuk mendebat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai perubahan iklim saat keduanya bertemu, Jumat (27/1/2017).

Trump sebelumnya menyatakan, perubahan iklim merupakan informasi "palsu". Dalam kampanye presidennya,iIa sempat berjanji menarik Amerika Serikat dari keanggotaan Perjanjian Paris 2015.

Kesepakatan dua tahun lalu itu merupakan komitmen negara dunia mengurangi emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global.

"Sebagai salah satu penyumbang polusi terbesar dunia, kebijakan (Trump) kelak akan menentukan masa depan upaya warga dunia mengurangi dampak perubahan iklim," kata Komite Audit Lingkungan parlemen Inggris dalam suratnya.

May merupakan kepala negara asing pertama yang menemui Presiden AS itu, Jumat.

Pertemuan keduanya diperkirakan lebih banyak membahas isu perdagangan.

Ketua Komite Audit Lingkungan, Mary Creagh, mengatakan May dapat menggunakan pertemuan itu untuk menunjukkan komitmen Inggris menanggulangi perubahan iklim.

"Perdana Menteri mengatakan ia tidak takut mendebat Presiden baru AS. Kemungkinan ia akan memulai diskusi dengan mengatakan, perubahan iklim bukan informasi sesat," kata Creagh.

Sebelumnya peneliti mengingatkan, suhu Bumi mesti dijaga agar tidak berujung pada dampak perubahan iklim yang parah.

Dampak perubahan iklim yang dimaksud antara lain termasuk banjir, kekeringan, dan peningkatan ketinggian permukaan air laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper