Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELANTIKAN DONALD TRUMP: Ini Fokus Kebijakan Luar Negeri Presiden AS

Mengalahkan kelompok teror Islam radikal menjadi prioritas utama kebijakan luar negeri pemerintah Amerika Serikat dalam kepemimpinan Donald Trump.
Donald Trump/Reuters
Donald Trump/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Mengalahkan kelompok teror Islam radikal menjadi prioritas utama kebijakan luar negeri pemerintah Amerika Serikat dalam kepemimpinan Donald Trump.

Dalam pidato inagurasinya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45, Trump berjanji untuk menyatukan dunia yang beradab melawan terorisme Islam radikal yang akan kita basmi sepenuhnya dari muka bumi.

Pidato tersebut dilanjutkan dengan pernyataan berjudul "Kebijakan Luar Negeri Pertama Amerika" yang diunggah ke situs resmi Gedung Putih. Di dalam pernyataan tersebut, pemerintah Trump menegaskan, "mengalahkan ISIS dan kelompok teror Islam radikal lainnya menjadi prioritas utama kami."

Untuk mengalahkan dan menghancurkan ISIS dan kelompok-kelompok sejenis, pemerintahan baru AS akan menjalin kerjasama dan koalisi operasi militer yang agresif apabila diperlukan.

Selain itu, pendanaan terhadap kelompok teroris akan diputus, berbagi informasi intelijen akan diperluas, serta "cyberwarfare" akan digunakan untuk mengganggu propaganda dan perekrutan.

Pernyataan Gedung Putih juga mengarah pada hubungan yang lebih baik dengan Rusia. "Kami selalu senang saat musuh lama menjadi teman dan saat kawan lama menjadi sekutu," tulis Gedung Putih.

Lebih lanjut, kepemimpinan Trump berjanji untuk membangun kembali militer AS termasuk memperbesar Angkatan Udara dan Angkatan Laut.

Pernyataan tersebut juga menegaskan kembali janji kampanye Trump untuk menarik AS dari Trans-Pacific Partnership dan pakta perjanjian perdagangan bebas Asia apabila dinilai merugikan AS.

"Presiden Trump akan memastikan di bawah pengawasannya, kebijakan perdagangan internasional akan diimplementasikan dari dan untuk Amerika dan akan menempatkan Amerika pada urutan pertama."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper