Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Ancam Trump Soal Satu China

China selama ini menahan diri saat menghadapi provokasi presiden terpilih AS Donald Trump atas Taiwan, namun jika dia tetap melakukannya setelah menjabat, Beijing akan bersikap keras, kata surat kabar nasional pada Senin (16/1/2017).
Presiden Terpilih AS Donald Trump/Reuters
Presiden Terpilih AS Donald Trump/Reuters

Bisnis.com, SHANGHAI -  China selama ini menahan diri saat menghadapi provokasi presiden terpilih AS Donald Trump atas Taiwan, namun jika dia tetap melakukannya setelah menjabat, Beijing akan bersikap keras, kata surat kabar nasional pada Senin (16/1/2017).

Trump menerima panggilan telepon dari Presiden Taiwan Tsai Ingwen, yang mengucapkan selamat atas kemenangannya, dan dia juga mengisyaratkan penyingkiran kebijakan "Satu China", yang menganggap pulau itu sebagai bagian dari China.

Dalam wawancara dengan "Wall Street Journal", yang diterbitkan pada Jumat malam, Trump mengatakan kebijakan "Satu China" akan dirundingkan. Kementerian luar negeri China mengatakan "Satu China" adalah landasan ikatan China dengan AS dan harga mati.

"Jika Trump berniat melakukannya sesudah dilantik, akan terjadi keadaan hubungan memburuk, karena Beijing tidak akan memiliki pilihan lain selain menindak keras," kata "Harian China".

Amerika Serikat, yang mengubah arah pengakuan diplomatisnya dari Taipei ke Beijing 1979 lalu, telah mengakui posisi China terkait "Satu China" dan bahwa Taiwan merupakan bagian darinya.

"Harian China" mengatakan tanggapan Beijing terhadap komentar trump di Wall Street Journal itu "hanya dapat dikeluarkan dari keinginan yang baik".

Namun, China sebaiknya tidak memiliki asumsi bahwa kebijakan taiwan Trump itu "hanya sekedar gertakan, dan harus bersiap jika dia akan terus melakukannya", kata surat kabar itu.

"Dampaknya akan besar, namun akan pantas untuk membuat presiden AS berikutnya mengetahui betapa peka dan betapa besar dampak terkait Taiwan," demikian "Harian China".

Trump dilantik pada 20 Januari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper