Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peredaran Uang Palsu di Sumsel Meningkat

Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan mencatat temuan uang palsu atau upal sepanjang tahun 2016 lalu mencapai 3.286 lembar. J
Ilustrasi penangkapan uang palsu/Antara
Ilustrasi penangkapan uang palsu/Antara

Kabar24.com, PALEMBANG -- Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan mencatat temuan uang palsu atau upal sepanjang tahun 2016 lalu mencapai 3.286 lembar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sekitar 37% dari tahun sebelumnya sebanyak 2.048 lembar.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Hamid Ponco Wibowo, mengatakan peningkatan jumlah temuan tersebut tidak mencerminkan jumlah uang palsu yang beredar di masyarakat.

Hal tersebut justru menunjukan adanya peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait ciri-ciri keaslian rupiah.

“Ini adalah jumlah yang dilaporkan oleh masyarakat dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Jadi tidak mencerminkan jumlah uang palsu yang beredar di Sumsel lebih banyak atau tidak,” katanya, Senin (16/1).

Upal yang ditemukan tersebut sekitar 80% terdiri atas pecahan besar Rp100.000 dan Rp50.000. Temuan uang palsu hampir merata ditemukan di semua wilayah kabupaten/kota.

Hanya saja secara kuantitasnya mungkin sedikit lebih banyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Muba, dan Ogan Ilir

“Dengan demikian, artinya potensi uang palsu ini tetap bisa muncul dimanapun,” kata dia.

Terlebih menjelang momen Pilkada yang akan berlangsung di sejumlah wilayah Sumsel, baik tahun ini maupun tahun 2018 mendatang maka potensi penyebaran upal akan lebih besar.

Untuk itu, pihaknya terus melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih antisipasi atas keberadaan uang palsu itu.

“Oleh karena itu, sebelum uang palsu beredar, semua pihak harus benar-benar mewaspadainya,” katanya.

Ponco menambahkan, seperti temuan upal yang terjadi di Muba belum lama ini menurutnya momen Pilkada membuat jumlah transaksi keuangan di daerah tersebut menjadi meningkat.

Seperti pembuatan spanduk dan sebagainya yang mengharuskan peredaran uang lebih banyak. “Nah, ini yang dimanfaatkan pelaku kejahatan dengan menyelipkan uang palsu diantaranya,” katanya.

Maka dari itu, BI meminta masyarakat agar dapat lebih teliti kembali serta senantiasa mencermati keaslian uang yang diperoleh. Salah satu cara efektif dan cepat yakni dengan dilihat, diraba, dan diterawang (3D).

“Dengan demikian potensi peredasarn uang palsu di masyarakat dapat terus ditekan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper