Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Bandara Bali Utara Sambut Baik Kelonggaran Investasi

Presiden Direktur PT Bandara Internasional Bali Utara Panji Utara (BIBU) Made Mangku menyambut baik statemen dari menteri perhubungan yang keleluasan kepada investor. Menurutnya, keputusan yang dikeluarkan oleh kementerian perhubungan tersebut sangat tepat.
Ilustrasi/Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum
Ilustrasi/Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum

Bisnis.com, DENPASAR‎ - Presiden Direktur PT Bandara Internasional Bali Utara Panji Utara (BIBU) Made Mangku menyambut baik statemen dari menteri perhubungan yang memberi keleluasan kepada investor. Menurutnya, keputusan yang dikeluarkan oleh kementerian perhubungan tersebut sangat tepat.

Dari sejak dari awal pihaknya sudah mengetahui bahwa tidak ada alokasi dana APBD dan APBN untuk pembangunan bandara Bali Utara. Karena itu, lanjutnya, sejak dari awal investor Air Kinesis Financing (induk perusahaan BIBU) menyatakan kesiapannya untuk membiayai 100% pembangunan bandara apabila diizinkan oleh pemerintah pusat.

Diakuinya penegasan dari Menhub sangat melegakan, dikarenakan sedari awal BIBU terkendala dengan syarat harus bermitra atau pendanaanya tidak boleh dari luar negeri semuanya.

“Padahal investasi di Bali Utara ini sangat besar sekitar Rp50 triliun. Katakanlah kalau misalnya kami sudah dapat dana 40% kemudian 51% harus dari dalam negeri, itu sudah sangat sangat susah mendapatkan pendanaanya,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (22/12/2016).

Mangku menyampaikan paska penegasan tersebut, pihaknya tetap berharap ada keputusan resmi dalam bentuk dokumen sehingga dapat dijadikan sebagai acuan. Selain itu, desaknya, harus ada kebijakan komprehensif tidak hanya terkait persoalan kepemilikan dan pelonggaran tetapi juga harus ada keputusan yang dapat mendukung operasional bandara apabila nantinya direalisasikan oleh pemerintah pusat.

Dia menyebutkan, selain kelonggaran investasi juga harus dipikirkan terkait ketersediaan infrastruktur jalan yang menyambung Bali Utara dengan Bali Selatan sehingga mempercepat pergerakan penumpang dari antar daerah. Kebijakan lain yang sangat dibutuhkan menyangkut pengelolaan dan operasional bandara Bali Utara.

Mangku menuturkan dengan investasi sekitar Rp50 triliun, bandara di Bali Utara akan memiliki dua landasan pacu (runway), sehingga membutuhkan penumpang hampir dua kali lipat jumlah penumpang harian di Bandara Ngurah Rai yang saat ini diprediksi sekitar 8.900 orang per hari. Untuk mendapatkan jumlah tersebut, harus ada jaminan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan sehingga investor tidak kesusahan mendapatkan modal yang sudah ditanamkan.

“Kami butuh kebijakan holistic tidak parsial-parsial saja, karena ini menyangkut dana besar. Harus dipikirkan bagaimana investasi tersebut berdampak positif terhadap masyarakat sekitar, makanya kami salut dengan penegasan pak menteri tetapi butuh penegasan juga soal daya dukung hingga kedatangan penumpang,” tuturnya.

Sebagai gambaran, Airport Kinesis Canada (AKC) memilih lokasi Kubutambahan tepatnya di atas laut untuk pembangunan bandara.

Rencananya total lahan yang dibutuhkan seluas1.400 Ha, di mana 264 Ha di antaranya merupakan lahan reklamasi, sedangkan sisanya memanfaatkan tiang pancang. Ada lima tahapan pembangunan yang akan dilakukan investor, yakni pembangunan pembangkit listrik 50 MW, aero city green airport, runway dan terminal, pelabuhan marina, serta infrastruktur pendukung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper