Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahasiswa UI Bikin Helm Anti-Kantuk

Dua mahasiswa Universitas Indonesia, Depok menciptakan helm anti kantuk guna menekan angka kecelakaan.
Skeleton helmet/Bisnis-Nenden Sekar Arum
Skeleton helmet/Bisnis-Nenden Sekar Arum

Kabar24.com, DEPOK - Dua mahasiswa Universitas Indonesia, Depok menciptakan helm anti kantuk guna menekan angka kecelakaan.

Angela Shinta mahasiswa Fakultas Ekonomi semester tujuh dan Roy Maryo dari Fakultas Ilmu Komputer semester sembilan, pembuat helm tersebut, mengatakan helm antikantuk tersebut dinamakan Buzzer.

Helm Buzzer tersebut mampu mendeteksi kondisi kantuk yang dialami pengendara, lalu menggetarkan pengendara agar terjaga dari kantuknya.

"Buzzer mendeteksi gejala kantuk melalui detak jantung dan gelombang otak. Detak jantung dideteksi dengan menggunakan pulse censor, sedangkan frekuensi gelombang otak dideteksi dengan menggunakan Electroencephalogram (EEG)," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Selasa (6/12/2016) malam.

Dia menjelaskan, proses kerja helm Buzzer dimulai ketika pola data dikirim dan diterima Arduino Uno. Microcontroller tersebut kemudian menangkap sinyal berupa frekuensi gelombang otak dan detak jantung dan mengubah data array menjadi hertz, serta membaca kecepatan denyut jantung.

Dengan menggunakan program pola, lanjutnya, akan diketahui apabila detak jantung kurang dari 80 bpm (beats per minute) dan frekuensi gelombang mencapai theta (4-8 herts). Hal tersebut merupakan indikasi terjadinya kantuk.

Jika hal itu terjadi, sambung dia, gelombang akan diubah menjadi perintah bagi motor penggetar untuk memberikan getaran.

Adapun, motor penggerak menjadi aktif dengan tingkat getaran tertentu untuk membuat pengendara kembali sadar dalam berkendara.

"Output-nya, alat tersebut mengirimkan peringatan berupa getaran bagi pengemudi agar kembali pada posisi sadar," ujarnya.

Angela menjelaskan kantuk merupakan penyebab kecelakaan kendaraan bermotor yg sulit diatasi.

"Ini karena kantuk termasuk kondisi yang merupakan sifat alami manusia. Menjadi berbahaya ketika kantuk datang di saat tengah mengemudi," paparnya.

Seperti diketahui, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Demikian juga jumlah nyawa yang melayang akibat kecelakaan tersebut.

Data dari Korps Lalu Lintas Polri menunjukkan, selama kurun waktu 2015 tercatat sebanyak 95.079 kecelakaan lalin, yang menyebabkan 20.608 jiwa melayang.

Pada tahun 2016 ini, hingga Juni saja sudah tercatat sebanyak 10.881 jiwa yang melayang akibat kecelakaan lalu lintas yang jumlahnya mencapai 51.918 kejadian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper