Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gali Potensi Sektor Pertambangan, Dirjen Pajak Sarankan Pendekatan Persuasif

Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi mengatakan penggalian potensi penerimaan pajak dari sektor pertambangan batu bara membutuhkan pendekatan yang persuasif dari petugas pajak di daerah.
Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi (kiri) dan Tommy Soeharto (kanan)/Istimewa
Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi (kiri) dan Tommy Soeharto (kanan)/Istimewa

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi mengatakan penggalian potensi penerimaan pajak dari sektor pertambangan batu bara membutuhkan pendekatan yang persuasif dari petugas pajak di daerah.

Pernyataan ini merupakan tanggapan Ken atas rendahnya partisipasi wajib pajak pemegang izin usaha pertambangan di Kalimantan dalam tax amnesty, yakni hanya 14,8% dari total 2.662 wajib pajak.

"Perlu digarisbawahi, tax amnesty itu tidak ada hubungannya dengan harga komoditas anjlok. 10 tahun yang lalu harga batu bara bagus. Nah, sepanjang masa itu adakah harta yang belum dilaporkan? Itu tax amnestynya. Jadi kalau ngeles enggak ikut tax amnesty karena harga lagi anjlol ya enggak nyambung," jelas Ken, Senin (5/12/2016).

Ken yang juga pernah menjabat sebagai kepala kanwil DJP di Kaltim ini mengaku dirinya menjalin hubungan yang baik dengan para pengusaha pertambangan baru bara, sehingga terjalin pula rasa saling percaya antara pengusaha dan petugas pajak.

"Pajak itu tidak menyeramkan. Saya kenal dengan pengusaha batu bara. Saling percaya saja, jadi kalau ada yang kurang dalam laporan, saya tegur. Begitu saja, jadi tidak ada penanganan khusus sebenarnya, hanya pendekatannya harus baik-baik," sambungnya.

Selain itu, pada masa jabatannya sebagai kakanwil selama 2006-2008, Ken mengatakan penerimaan pajak dari sektor pertambangan tercatat melebihi 100% secara berturut-turut. Tingkat kepatuhan perpajakan pun mencapai 80%-90%.

"Kalau mau menggali potensi pajak pertambangan, sebarannya banyak. Bisa digali dari pemegang hak pertambangannya, bisa ke kontraktor yang menjalankan penambangan. Hitungannya pun beda-beda, ada yang dilihat dari kalorinya, dan lain-lain," tutup Ken.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper