Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASCABREXIT : Permintaan Konsumen Inggris Tidak Terpengaruh

Sampai Oktober 2016, permintaan konsumen di Inggris tidak terpengaruh dengan keluarnya Inggris dari keanggotan Uni Eropa (Brexit). Hal itu tergambar dari peningkatan persetujuan kredit perumahan dan pertumbuhan kredit yang melaju tercepat dalam 11 tahun terakhir.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Kabar24.com, LONDON – Sampai Oktober 2016, permintaan konsumen di Inggris tidak terpengaruh dengan keluarnya Inggris dari keanggotan Uni Eropa (Brexit). Hal itu tergambar dari peningkatan persetujuan kredit perumahan dan pertumbuhan kredit yang melaju tercepat dalam 11 tahun terakhir.
 
Data Bank Of England menunjukkan kredit konsumsi pada Oktober meningkat 10,5% secara tahunan menjadi 1,62 miliar poundsterling. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2005.

Adapun, persetujuan kredit perumahan meningkat menjadi 67.518 rumah pada Oktober dari sebelumnya hanya 63.594 rumah pada September.
 
Ekonomi Inggris menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi mayoritas ekonom, usai keputusan diambil untuk keluar dari keanggotaan Uni Eropa.
 
Kendati demikian, tantangan besar menanti perekonomian Inggris tahun depan. Inflasi yang meningkat karena dampak poundsterling diperkirakan akan menguras belanja rumah tangga. Selain itu, ekonom memprediksi tren investasi juga akan melambat.
 
Survei terbaru menunjukkan bahwa rumah tangga menjadi semakin khawatir tentang meningkatnya inflasi pascaBrexit.
 
Bank of England memperkirakan inflasi harga konsumen mencapai puncaknya pada 2,75% tahun depan, dengan target setidaknya bisa diatas 2%.
 
BoE juga menyatakan kredit usaha meningkat dalam dua bulan berturut-turut menjadi 3,15 miliar poundsterling dari sebelumnya hanya 1 miliar poundsterling pada September. Peningkatan ini menjadi yang paling positif sejak Februari.
 
Adapun, kredit perumahan meningkat menjadi 3,28 miliar poundsterling, sedikit meningkat dari posisi September senilai 3,26 miliar poundsterling.
 
Sementara itu, bank terbesar Spanyol, Banco Santander SA dikabarkan akan memisahkan penjualan kredit konsumsi dari corporate and institutional banking di Inggris sebagai penyesuaian pascaBrexit.
 
Bank itu dikabarkan tengah mengajukan proposal kepada Bank of England terkait pemenuhan aturan ringfencing regulator, yang mengharuskan pemberi pinjaman untuk mengisolasi bisnis komersial berisiko dari operasi ritel.
 
 Santander merupakan bank ritel terbesar kelima di Inggris belakang Royal Bank of Scotland Group Plc, Lloyds Banking Group Plc, HSBC Holdings Plc dan Barclays Plc.
 
Jonathan Tyce, analis Bloomberg Intelijen di London mengatakan Brexit telah menciptakan dilemma bagi Santander terkait keharusan dalam aturan ringfence untuk penjualan ritel di Inggris.
 
“Seharunya bank menggeser operasi non-ringfenced keluar dari Inggris, setiap gangguan yang berhubungan dengan lintas perbatasan pascaBrexit sebaiknya dibatasi,”katanya.
 
CEO Santander Inggris Nathan Bostock tengah menyiapkan dana 173 miliar poundsterling dari kegiatan usaha ritel dan usaha mikro dalam ringfence.
 
"Santander adalah satu-satunya yang diperhitungkan sebagai penantang empat besar bank di Inggris.Kami berkomitmen untuk mendukung pelanggan kami," kata juru bicara Santander.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper