Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tabloid China: Lelehkan Kendaraan Lapis Baja Singapura

Kendaraan pengangkut pasukan milik Singapura, yang saat ini berada di Hongkong, harus dilelehkan, kata tabloid negara China Global Times pada Selasa (29/11/2016) dalam tanggapan keduanya atas negara pulau itu dalam dua hari.
Ilustrasi: Tank Leopard Singapura/21st Century Asian Arms Race
Ilustrasi: Tank Leopard Singapura/21st Century Asian Arms Race

Kabar24.com, BEIJING - Tabloid China kembali memperlihatkan reaksi keras kepada Singapura akibat kehadiran pasukan militer negeri pulau itu ke Taiwan. Kemarahan itu disuarakan salah satu tabloid Negeri Tirai Bambu tersebut, "Global Times".

Kendaraan pengangkut pasukan milik Singapura, yang saat ini berada di Hongkong, harus dilelehkan, kata tabloid "Global Times", Selasa (29/11/2016), dalam tanggapan keduanya atas negara pulau itu dalam dua hari.

Sembilan kendaraan pengangkut tentara itu ditahan di Hongkong pekan lalu saat kembali dari Taiwan. Kehadiran pasukan Singapura di Taiwan memicu teguran China terhadap Singapura.

Hubungan China dengan Singapura memanas dalam beberapa bulan belakangan, terutama atas masalah sengketa Laut China Selatan. Beijing yang mengklaim sebagian besar perairan itu, mencurigai Singapura berpihak kepada Amerika Serikat.

Beijing menuduh Washington menimbulkan ketegangan dengan sengaja dengan cara melayarkan kapalnya di dekat pulau milik China.

"Global Times", yang diterbitkan "Harian Rakyat", milik Partai Komunis berkuasa, menyinggung "kecerobohan" Singapura atas kendaraan lapis baja itu. Mereka menyebut hal itu menunjukkan kegagalan Singapura dalam menanggapi ketidaksenangan China atas hubungan militernya dengan Taiwan.

"Citra Singapura di China saat ini sangat buruk hingga warga umum China merasa hal terbaik yang dapat dilakukan terhadap kendaraan lapis baja "sitaan" yang "memasuki perangkap kami" adalah mengirimkannya ke lokasi pengolahan besi untuk dilelehkan," katanya.

Tulisan itu diterbitkan dalam surat kabar berbahasa Mandarin, yang laman resminya menarik jutaan orang pengunjung tiap hari. Tanggapan serupa, yang diterbitkan Senin pada edisi berbahasa Inggris, menuduh Singapura sebagai "munafik".

Singapura harus menggunakan "jeda" dalam hubungannya dengan China untuk mencari "pencerahan" alih-alih memicu kebencian lebih, tambah pernyataan tersebut.

"Seluruh insiden memiliki penyebab, untuk mengetahui dan memahaminya itu selalu merupakan hal yang bijak," kata tulisan itu.

Singapura dan Taiwan memiliki hubungan militer yang telah lama berjalan sejak 1970-an dan Taiwan bertindak sebagai lokasi pelatihan infanteri Singapura.

Beijing dengan berat hati mentolerir kesepakatan itu sejak China dan Singapura membuka kembali hubungan diplomatis pada 1990-an.

"Global Times" biasa menuliskan artikel yang bernada lebih keras daripada komentar resmi pemerintah.

Pada September, surat kabar itu memicu perang kata dengan duta besar Singapura untuk China, Stanley Loh.

Silang kata terjadi terkait sebuah laporan yang mengatakan Singapura mengangkat isu Laut China Selatan dalam sebuah konferensi di Venezuela. Pernyataan itu disangkal dubes Stanley.

China berulang kali memperingatkan Singapura untuk tidak ikut campur dalam sengketa wilayah.

Singapura tidak memiliki klaim atas Laut China Selatan, namun sebagai pelabuhan terbesar di Asia Tenggara, perekonomian terbuka negara itu bergantung kepada kebebasan berlayar di wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper