Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Muhammadiyah Serahkan Kasus Penistaan Agama pada Mekanisme Hukum

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir meminta umat Islam berlapang dada menyerahkan kasus penistaan agama kepada mekanisme hukum dan tidak perlu melakukan demo yang lebih luas.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir/Antara
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir meminta umat Islam berlapang dada menyerahkan kasus penistaan agama kepada mekanisme hukum dan tidak perlu melakukan demo yang lebih luas.

"Kami sangat mendukung aparat penegak hukum untuk menegakkan keadilan bagi siapapun yang berbuat salah," kata Haedar Nashir dalam Refleksi Milad Muhammadiyah ke-104 dan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) ke-59 di Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Menurut dia, umat Islam jangan terjebak pada persoalan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang berlarut-larut, tetapi lebih memilih bekerja untuk umat dan bangsa.

"Tidak perlu lagi melakukan demo yang lebih luas, karena kita akan kehilangan kesempatan yang baik, karena umat dan bangsa membutuhkan kerja kita," katanya.

Dia juga berpesan agar umat tetap menjaga keutuhan bangsa, tetap berpikir rasional, menghargai proses hukum dan menciptakan kondisi yang nyaman dan kondusif agar bisa memperoleh masa depan bangsa yang lebih baik.

Dalam kesempatan itu dia mengingatkan tentang rendahnya daya saing bangsa Indonesia yang secara global di peringkat ke-37, sementara Singapura di peringkat ke-2, Malaysia ke-18 dan Thailand ke-32, padahal di masa lalu Indonesia memimpin segala hal di Asia Tenggara.

"Mengumpulkan orang demo memang lebih mudah, berbeda dengan mengajak orang ke perpustakaan atau mengembangkan ilmu pengetahuan," katanya.

Dia mengingatkan, hadist Rasulullah Muhammad SAW tentang banyaknya jumlah umat Islam tetapi seperti buih, padahal yang disukai Allah adalah mukmin yang kuat.

Dalam kesempatan itu, Haedar juga mengatakan agar pemerintah menyuarakan protes kepada pemerintah Myanmar yang kembali melakukan kekerasan kepada umat Islam Rohingya.

"Kami percaya pemerintah akan melakukan langkah-langkah tegas untuk mencegah diskriminasi dan kekerasan terhadap muslim Rohingya, karena setiap warga dunia memiliki hak asasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper