Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

15 Warga Desa Mekar Jaya Jadi Korban Kekerasan Aparat, Begini Kronologisnya

Zubaidah, Ketua DPW SPI Sumut menuturkan bahwa pihaknya telah mendapat penjelasan dari DPC SPI Langkat mengenai ihwal kejadian tersebut.
Penggusuran lahan paksa di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Jumat 18 November 2016./youtube.com
Penggusuran lahan paksa di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Jumat 18 November 2016./youtube.com

Bisnis.com, MEDAN - Dewan Pimpinan Wilayah Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatra Utara menyebutkan telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan aparat saat melakukan penggusuran lahan secara paksa di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, pada Jumat (18/11).

Zubaidah, Ketua DPW SPI Sumut menuturkan bahwa pihaknya telah mendapat penjelasan dari DPC SPI Langkat mengenai ihwal kejadian tersebut.

"Dimulai pada Sabtu 12 November 206, pihak kepolisian masuk ke lahan untuk penggusuran, bawa alat berat," ujarnya saat temu pers di Sekretariat DPW SPI Sumut di Medan, Senin (21/11/2016).

Penggusuran akan dilakukan di wilayah Batu Lapan dengan total luas 40 hektare. Namun warga menolaknya karena lahan tersebut merupakan bagian dari 554 hektare lahan yang diperjuangkan SPI Basis Desa Mekar Jaya.

Pada 15 November polisi datang lagi dengan tujuh truk Dalmas serta melakukan razia senjata tajam dan narkoba diiringi penggeledahan rumah-rumah anggota dan pengurus SPI Basis Desa Mekar Jaya.

Pada Kamis (17/11) sore, masuk 4 unit alat berat ke areal lahan. Keesokan harinya, alat berat bertambah, begitu juga personel polisi. Dan pada sekitar pukul 14.00 WIB suasana memuncak.

Ketika itu anggota Bromob ada yang merampas bendera dari anggota SPI dan dipukulkan ke arah massa, setelah itu dua orang warga ditangkap.

"Selanjutnya anggota kita berupaya untuk melepaskan orang-orang yang ditangkap tetapi massa malah dipukuli oleh Brimob hingga terluka," sambung Zubaidah.

Sementara itu, alat-alat berat sudah mulai masuk dan melakukan pengrusakan. Keadaan makin kacau karena aparat masih saja melakukan pemukulan. Warga banyak yang mengucurkan darah dari bagian kepala dan memar di punggung.

"Sebelum magrib, kita antar mereka yang terluka ke Rumah Sakit Nurita di Pasar Dua Dongdong untuk berobat dan hendak visum tapi tidak disanggupi dokter karena tidak atas perintah polisi. Penggusuran pun masih berlangsung sampai Magrib."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : Yoseph Pencawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper