Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibanding Konvensional, OJK Prediksi Pertumbuhan Keuangan Syariah Begini

Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Lukdir Gultom yakin peluang penetrasi pasar masih terbuka lebar.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, MEDAN — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatra bagian Utara memprediksi pertumbuhan industri jasa keuangan syariah, khususnya perbankan, pada tahun depan mampu melampaui konvensional.

Pasalnya, Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Lukdir Gultom yakin peluang penetrasi pasar masih terbuka lebar.

Menurut dia, hampir setiap tahun pertumbuhan aset, pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga perbankan syariah lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional. Terlebih pertumbuhan industri keuangan syariah lain, seperti asuransi dan pasar modal juga akan terus didorong.

“Potensi market-nya masih sangat luas. Peluangnya bagus. Untuk itu, kami perlu terus mendorong. Salah satunya melalui kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah ini. Kami ingin pemahaman masyarakat terhadap produk-produk keuangan syariah di Sumut semakin meningkat,” papar Lukdir, Sabtu (19/11/2016).

Berdasarkan data perbankan, per September 2016, total aset perbankan syariah secara year on year tumbuh 14,21% menjadi Rp11,55 triliun dari Rp10,11 triliun.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 22,14% atau Rp9,65 triliun, dan pembiayaan tumbuh 12,99% atau mencapai Rp8,87 triliun. Financing deposit ratio (FDR) mencapai 91,93%.

Pertumbuhan tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan aset perbankan konvensional yang pada periode sama hanya 3,25%, kredit 2,39% dan penghimpunan DPK 3,68%.

Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah diikuti oleh 16 perbankan, empat perusahaan pasar modal dan tiga perusahaan asuransi syariah serta Pegadaian Syariah.

Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK Ahmad Soekro Tratmono mengaku pihaknya dan pemerintah pusat terus memacu pertumbuhan industri keuangan syariah secara nasional.

Hasilmnya, per September 2016, aset perbankan syariah nasional mencapai Rp331 triliun atau 5,13% dari total aset industri perbankan.

“Memang sudah melampaui target 5%. Tapi ini masih harus didukung hingga bisa 10% pada 2018. Sekarang di Indonesia ada 13 bank umum syariah, 21 unit usaha syariah perbankan dan 165 BPRS,” rincinya.

Kepala Biro Keuangan Pemprov Sumut Agus Triyono menilai hingga saat ini perkembangan industri keuangan syariah di daerahnya belum maksimal.

Padahal, sebagai salah satu provinsi dengan mayoritas Muslim, Sumut berpeluang menjadi pusat perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia bagian Barat.

“Masyarakat masih banyak yang menggunakan produk konvensional. Memang menjadi tantangan tersendiri. Para pelaku industri keuangan syariah kami harap mampu bersaing. Saat ini produk-produk keuangan syariah sama bagus dengan konvensional kok.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper