Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalah Pilpres, Hillary Clinton Malas ke Luar Rumah

Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, untuk pertama kalinya mengungkapkan rasa kecewanya setelah kalah dalam pemilihan presiden. Donald Trump, pesaing utama Clinton, secara mengejutkan meraih kemenangan.
Hillary Clinton/Reuters
Hillary Clinton/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, untuk pertama kalinya mengungkapkan rasa kecewanya setelah kalah dalam pemilihan presiden. Donald Trump, pesaing utama Clinton, secara mengejutkan meraih kemenangan.

Seperti dilansir BBC pada 17 November 2016, Clinton mengatakan hal itu dalam sebuah pidato di Washington, DC, saat mengikuti acara malam penggalangan dana Children's Defense Fund pada Rabu (16/11/2016).

Clinton, 69 tahun, menyatakan kekalahannya dalam pemilihan presiden telah membuatnya malas keluar rumah. Selain itu, Clinton bermaksud memulihkan kepenatan jiwanya.

"Saya akui, datang ke sini pada malam ini bukan hal mudah bagi saya," ucap Hillary, seperti dikutip dari BBC.

"Dalam seminggu terakhir ini, yang ingin saya lakukan adalah berbaring dengan sebuah buku yang bagus dan tidak pernah meninggalkan rumah lagi."

Dalam kesempatan itu, Clinton juga meminta maaf kepada pendukungnya terkait dengan kekalahannya dalam pilpres.

Dalam pemilu Presiden Amerika pada 8 November 2016, Clinton mendapat suara populer di masyarakat, tapi kalah dalam electoral college oleh Trump dengan perbandingan suara 232 : 306.

Setelah mendapatkan hasil tersebut, dalam pidato kekalahannya pekan lalu, Clinton menuturkan Trump harus diberi kesempatan untuk memimpin. Sejak itu, ia menghilang dari publik.

Clinton muncul lagi beberapa hari lalu dengan menyatakan biang kerok kekalahannya dalam pemilihan presiden adalah FBI. Dua hari sebelum pemilihan presiden, Direktur FBI James Comey mengungkapkan

 temuan baru sebagai lanjutan dari penyelidikan  penggunaan server dan akun e-mail pribadi Clinton saat menjabat Menteri Luar Negeri yang dianggap melanggar etika pejabat Amerika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper