Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awasi Daftar Pelaku Tindak Pidana Terorisme

Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris menilai aparat harus serius mengawasi orang-orang yang masuk dalam daftar pengawasan tindak pidana terorisme, usai ledakan diduga berasal dari bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11) sekitar pukul 11.30 WITA.
Baliho polisi memuat daftar orang-orang yang dicari, termasuk Santoso (kiri atas), terkait terorisme di Poso, Sulawesi Tengah (19/12/ 2015)./Reuters-Randy Fabi
Baliho polisi memuat daftar orang-orang yang dicari, termasuk Santoso (kiri atas), terkait terorisme di Poso, Sulawesi Tengah (19/12/ 2015)./Reuters-Randy Fabi

Bisnis.com, JAKARTA -  Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris menilai aparat harus serius mengawasi orang-orang yang masuk dalam daftar pengawasan tindak pidana terorisme, usai ledakan diduga berasal dari bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11) sekitar pukul 11.30 WITA.

"Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus serius mencermati, melakukan infiltrasi dan mengawasi jaringan orang-orang yang sudah masuk dalam daftar pengawasan terorisme," katanya di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Charles mengatakan, aparat penegak hukum harus segera membongkar motif dan jaringan dari pelaku teror tersebut.

Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan, pelaku sudah pernah dipenjara karena pidana terorisme, karena itu seharusnya pelaku sudah masuk "watchlist" aparat penegak hukum.

"Pemboman gereja Oikumene di Samarinda tindakan biadab. Pelaku kejahatan tersebut harus dihukum seberat-beratnya," ujarnya.

Dia juga menilai, negara juga harus waspada agar aksi-aksi teror tidak ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang ingin menjatuhkan pemerintahan sah.

Sebelumnya, ledakan diduga berasal dari bom molotov terjadi di Gereja Oikumene Jalan Dr Cipto Mangunkusumo Samarinda Kalimantan Timur pada Minggu sekitar pukul 11.30 WITA.

Sedikitnya empat orang terluka ledakan yang berasal dari sebuah tas diduga berisi bom molotov yang dilempar pelaku J.

Sementara empat orang terluka dalam ledakan itu yang sebagian anak-anak dan balita telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan medis.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan J diduga terkait jaringan teroris kelompok JAD Kalimantan Timur yang memiliki koneksi dengan jaringan Anshori Jawa Timur.

Boy menuturkan polisi akan mendalami motif dan kegiatan J terkait pelemparan bom molotov tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper