Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangani Banjir, Jabar Siapkan Model Numerik

Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menyiapkan dokumen numerik rencana aksi multi pihak implementasi pekerjaan (RAM IP) untuk menyelesaikan banjir Bandung raya.
Sejumlah kendaraan terjebak banjir di kawasan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (24/10)./Antara
Sejumlah kendaraan terjebak banjir di kawasan Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (24/10)./Antara

Kabar24.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menyiapkan dokumen numerik rencana aksi multi pihak implementasi pekerjaan (RAM IP) untuk menyelesaikan banjir Bandung raya.
 
Asisten Daerah II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Deny Juanda mengatakan kebijakan penanganan banjir akan melibatkan sejumlah stakeholder baru. Dalam menyusun dokumen tersebut pihaknya menggandeng Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air, Kementerian PUPR.
 
Pihaknya memastikan beberapa lembaga lain yang terlibat dalam menyusun dokumen ini. Di antaranya Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, BP3 IPTEK, Pusat Sumber Daya Air, dan Institut Teknologi Bandung (ITB). “Karena selama ini, Puslitbang Air ini satu-satunya lembaga yang punya perangkat untuk permodelan banjir," katanya di Bandung, Rabu (9/11/2016).
 
Rencananya dalam dokumen tersebut akan dibuat sebuah model penanganan banjir Bandung raya, yang diberi nama permodelan numerik. Melalui permodelan itu akan dilakukan sebuah simulasi penanganan banjir secara terintegrasi."Nanti kita reduksi banjirnya sampai seperti apa. Banjirnya sampai kering atau tidak bisa karena terlalu mahal,” katanya.
 
Menurut dia, dalam penanganan banjir ini perlu kerja sama semua pihak. Masyarakat juga dituntut untuk ikut berperan memberi informasi titik-titik mana yang selalu tergenang. "Jadi kita bisa buatkan solusi-solusi lokal. Kalau dalam pemodelan nanti di Kabupaten Bandung masih tergenang lalu dilihat solusinya," ucapnya.
 
Denny juga memastikan pemerintah kabupaten/kota dalam menangani banjir diwilayahnya tidak bisa berjalan sendiri. Setiap kegiatan harus mengacu kepada dokumen yang saat ini masih dalam tahap penyempurnaan. Meskipun penanganan banjir sebelum dokumen ini terbit tetap harus dilakukan.

"Jadi nanti satu dokumen dengan satu pemodelan numerik ini," katanya.
 
Pihaknya mencontohkan Kabupaten Bandung Barat yang memiliki kegiatan penanaman pohon di kawasan hulu, maka akan dilihat manfaatnya secara terukur. Mulai dari jumlah pohon yang ditanam hingga kawasan mana yang perlu ada penghijauan."Model ini yang nantinya mengatur. sehingga saat ada bantuan dari Provinsi untuk banjir Bandung raya langsung diarahkan kegiatannya," tuturnya.
 
Dia berharap dalam dua tahun ini simulasi penanganan banjir melalui permodelan numerik ini dapat membuahkan hasil. Ditanya mengenai anggaran, Pemprov Jabar akan menyiapkan anggaran Rp100 miliar dalam APBD 2017. Anggaran itu digunakan untuk mebiayai setiap kegiatan baik fisik maupun non fisik. " Kita batasi saja [jangka waktunya] dua tahun [penanganan banjir] selesai," katanya.
 
Wagub Jabar Deddy Mizwar mengatakan penyusunan RAM IP ini merupakan upaya terintegritas lintas sektoral dalam merancang rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang dalam menanggulangi bencana banjir di kawasan Bandung Raya.
 
"Ini kita akan bentuk Rencana Aksi Multipihak Implementasi Pekerjaan, dengan skala prioritas, di jangka pendek ini apa yang bisa dikerjakan oleh baik Pemerintah Pusat, BBWS, dan Cipta Karya, kemudian Provinsi, dan Kabupaten/ Kota, soal beberapa lokasi banjir yang sekarang ini terus menerus terjadi," katanya.
 
Terpisah, Pemkab Bandung menunjuk penyebab banjiir di wilayahnya terjadi karena sendimentasi dan rusaknya lingkungan di wilayah hulu Citarum.

Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan di wilayah hulu Citarum, sendimentasi disebabkan dua faktor yakni peternakan dan pertanian.

Sendimentasi dari peternakan setiap tahun sudah mengalami penurunan, karena sebagian besar peternak sudan memenggunakan kandang komunal, sehingga kotoran ternak dapat dikendalikan dengan cara pengolahan, seperti pupuk kompos untuk pertanian.

"Pertanian sayuran yang masih menjadi masalah, karena banyak lereng bukit dijadikan area pertanian sayuran," kata Dadang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper