Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdamaian Suriah: Berunding di Hotel Mewah, 9 Negara Temui Kebuntuan

Sembilan negara melakukan pembicaraan tentang penanggulangan krisis di Suriah dan hasilnya belum jelas jika tak bisa dikatakan nol besar.
Ilustrasi: Anak-anak bermain air dari pipa yang rusak di wilayah Sheikh Saeeed, Aleppo, Suriah (20/8/2016)./Reuters- Abdalrhman Ismail
Ilustrasi: Anak-anak bermain air dari pipa yang rusak di wilayah Sheikh Saeeed, Aleppo, Suriah (20/8/2016)./Reuters- Abdalrhman Ismail

Kabar24.com, LAUSANNE - Suriah kini terkesan bagai negara tanpa kedaulatan. Perdamaian di negeri itu pun harus di rumus negara asing dan berlangsung di kota yang juga jauh dari Suriah.

Sembilan negara melakukan pembicaraan tentang penanggulangan krisis di Suriah dan hasilnya belum jelas jika tak bisa dikatakan nol besar.  

Pembicaraan antara menteri luar negeri dari Amerika Serikat, Rusia, Turki, Iran, Jordania, Mesir, Arab Saudi, Qatar dan Irak berakhir, Sabtu malam (15/10), tanpa keterangan bahwa terobosan telah dicapai mengenai cara penanggulangan krisis Suriah.

Bersama dengan diplomat tingkat-tinggi dari mitra utama regional, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu di Kota Lausanne, Swiss, selama lebih dari empat jam dalam upaya menyelesaikan perang saudara berkepanjangan yang telah berkecamuk sejak 2011.

Sejumlah pertemuran bilateral antara para pejabat dilaporkan berlangsung sebelum pembahasan, yang juga meliputi Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffah de Mistura, diadakan menjelang petang.

Kerangka kerja banyak pihak itu dipandang sebagai pendekatan lain guna menyelesaikan perang antara pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dan faksi gerilyawan yang berusaha mendepak dia.

Misi AS untuk PBB di Jenewa menyatakan tujuan bagi perjalanan Kerry ke Swiss sekali ini ialah untuk bertemu dengan menteri luar negeri dari mitra utama regional guna membahas pendekatan banyak pihak guna menyelesaikan krisis di Suriah, termasuk dihentikannya permusuhan secara langgeng dan dilanjutkannya bantuan kemanusiaan.

Pembicaraan tingkat-tinggi tersebut, yang berlangsung di hotel mewah di tepi danau, juga dilakukan dengan latar-belakang kegagalan upaya bilateral antara AS dan Rusia, demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Minggu (16/10/2016) siang.

Gencatan senjata yang berjalan singkat diperantarai pada September oleh Kerry dan Lavrov setelah pembicaraan panjang di Jenewa.

Gagasannya ialah untuk menyamai gencatan senjata serupa yang diperantarai pada Februari tahun ini dan memungkinkan operasi bantuan kemanusiaan penting sampai ke warga sipil yang memerlukan.

Penghentian permusuhan yang berlangsung pada 12 September dan berjalan selama kurang dari sepekan, tak terlepas dari kesepakatan lebih luas antara negara adidaya, dan dimaksudkan untuk memungkinkan bantuan mencapai mereka yang terperangkap di daerah yang terkepung dan sulit dijangkau.

Kesepakatan pada September diharapkan bisa makin mewujudkan peningkatan kerja sama militer antara kedua negara adidaya dan memperbarui momentum menuju dilanjutkannya pembicaraan guna mengakhiri krisis Suriah, yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang lagi kehilangan tempat tinggal.

Washington menghentikan perundingan dengan Rusia mengenai pemulihan gencatan senjata di Suriah pada 3 Oktober, setelah menuduh peran militer Moskow dalam serangan terhadap Kota Aleppo di Suriah. Keputusan AS itu merupakan pukulan terhadap upaya untuk mewujudkan pembicaraan antar-Suriah yang diperantarai PBB dan telah terhenti sejak April.

Pembicaraan tersebut, yang dipandu oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, dipandang oleh banyak pihak sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik Suriah.

Kerry dijadwalkan bertemu dengan mitra lain internasional di London, Inggris, pada Ahad untuk melakukan pembahasan lebih lanjut peran banyak pihak guna menyelesaikan konflik Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Xinhua-OANA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper