Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS SURIAH: AS dan Rusia Kembali Berunding

Sekretaris Negara Amerika Serikat mengagendakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov guna membahas perundingan terkait perang di Suriah.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry (kiri) dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov/Reuters
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry (kiri) dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov/Reuters

Kabar24.com, WASHINGTON - Sekretaris Negara Amerika Serikat mengagendakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov guna membahas perundingan terkait perang di Suriah.

Dilansi Reuters, pertemuan itu dilaksanakan pada Sabtu (15/10/2016) waktu setempat atau tiga minggu setelah kegagalan gencatan senjata yang mereka telah susun dengan susah payah dan dilihat banyak pihak sebagai harapan terakhir untuk jalan perdamaian pada tahun ini.

Dalam pertemuan yang akan dihelat di Lausanne, sebuah kota tepi danau di Swiss, sejumlah menteri luar negeri dari beberapat negara akan diundang untuk ikut serta, yakni Turki, Saudi, Qatar dan Iran.

Dengan begitu, perundingan yang akan melibatkan sejumlah pendukung paling kuat bagi bagi pemerintah Suriah maupun pemberontak itu diharapkan akan memperluas diskusi.

Namun, Kerry pun telah mengatakan dengan tegas bahwa akan menghindari negosiasi bilateral baru dengan Lavrov.

“Saya tidak tahu bahwa saya akan mengharapkan terobosan apapun. Saya hanya akan mengatakan bahwa kami bekerja untuk mendapatkan upaya multilateral ini dan pendekatan untuk Suriah,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner.

Seperti diketahui, tekanan global meningkat kepada pemerintah pemerintah baru Suriah agar menghentikan serangan yang membabibuta ke kawasan timur Aleppo yang dikuasai pemberontak.

Menurut PBB, di kawasan itu terdapat sekitar 275.000 warga sipil yang masih hidup dan sekitar 8.000 pemberontak yang masih bertahan melawan pemerintah Suriah yang didukung pasukan Rusia dan Iran.

Negara-negara Barat menuduh Rusia dan Suriah melakukan kekejaman dengan membom rumah sakit, membunuh warga sipil dan mencegah evakuasi medis, serta menyasar konvoi bantuan yang menelan korban 20 jiwa.

Suriah dan Rusia melawan dan menegaskan bawha mereka hanya menargetkan militan di Aleppo. Sebaliknya, aliasni ini aenuduh Amerika Serikat melanggar gencatan senjata dengan membom pasukan Suriah yang tengah memerangi geriliawan ISIS.

Sementara itu, Lavrov pun mengatakan pihaknya tidak berencana untuk membawa ide-ide baru untuk perundingan di Lausanne.

Namun, wakilnya Gennady Gatilov mengatakan Rusia ingin mendiskusikan tawaran Staffan de Mistura, utusan PBB untuk perdamaian Suriah. De Mistura menawarkan untuk mengawal Jabhat Fateh al-Sham, anggota kelompok militan ISIS, keluar dari Aleppo, agar gencatan senjata tercapai.

Selain itu, Rusia akan membahas sejumlah unsur-unsur yang gagal dalam kesepakatan gencatan senjata bulan lalu, pengiriman bantuan kemanusiaan dan penarikan pasukan kedua belah pihak dari Castello Road, sebuah rute penting untuk pasokan logistik.

“Dan sudah waktunya untuk mulai bergerak menuju proses politik inklusif,” kata Gatilov.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper