Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mensos : Mau Punya Uang ya Kerja Keras Jangan Tipu-Tipu

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan orang yang ingin mendapatkan uang harus meraihnya dengan kerja keras, bukan malah terpengaruh kemampuan menggandakan uang.
Dimas Kanjeng alias Taat Pribadi/Youtube
Dimas Kanjeng alias Taat Pribadi/Youtube

Kabar24.com, SEMARANG--Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan orang yang ingin mendapatkan uang harus meraihnya dengan kerja keras, bukan malah terpengaruh kemampuan menggandakan uang.

"Jangan ikut-ikutan seperti Dimas Kanjeng. Mau punya uang banyak, kemudian digandakan. Pengen punya banyak duit, tetapi tidak punya etos kerja. Jangan seperti itu," katanya di Semarang, Sabtu.

Hal itu diungkapkannya usai menyampaikan kuliah umum pada Semarak Bidik Misi Universitas Negeri Semarang 2016 bertema "Kesetiakawanan Sosial Melalui Gotong Royong Sebagai Wujud Cinta Tanah Air".

Khofifah mengingatkan kalangan mahasiswa untuk tidak mudah terpengaruh oleh model-model penipuan semacam Dimas Kanjeng, sebab pencapaian itu diraih dengan kerja keras dan profesional.

Sebab, kata dia, ada juga kalangan terpelajar yang terkenal dan "graduates" (lulusan) dari negara adidaya yang terpengaruh oleh model-model instan penggandaan uang seperti Dimas Kanjeng.

"Harus punya integritas, kerja keras, dan gotong royong. Ini basis revolusi mental. Lupakan pola-pola seperti Dimas Kanjeng yang katanya tanpa kerja keras, uang bisa dilipatgandakan," katanya.

Lebih jauh, Khofifah mengatakan orang harus bisa membedakan mana yang palsu dan mana yang sulap agar tidak mudah terpengaruh oleh pola-pola penggandaan uang yang menawarkan solusi instan.

"Kalau antara palsu dan sulap tidak bisa membedakan, ya tergoda. Sulap itu orang tahu kalau itu trik. Bukan memberikan janji kesejahteraan ke depan. Itu palsu," tegasnya.

Penggandaan uang sebagaimana dipercaya bisa dilakukan Dimas Kanjeng, kata dia, adalah pola yang palsu dan tidak benar, sebab ada lembaga resmi yang diberi kewenangan untuk mencetak uang.

Lembaga resmi yang mencetak uang di Indonesia, lanjut dia, adalah Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), sementara kewenangan menentukan jumlah uang dicetak adalah Bank Indonesia.

"Jika masing-masing individu punya kemampuan menggandakan uang, akibatnya tidak hanya berdampak pada inflasi tinggi, tetapi bisa merusak 'cash flow' keuangan pemerintah," pungkas Khofifah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper