Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Ruginya Anak Perempuan Lebih Rajin dari Anak Lelaki

Anak perempuan ternyata lebih rajin dan mau menyelesaikan pekerjaan rumah tanpa imbalan dibandingkan anak lelaki
Ilustrasi: Anak-anak bermain gadget/Istimewa
Ilustrasi: Anak-anak bermain gadget/Istimewa

Kabar24.com, LONDON -Anak perempuan ternyata lebih rajin dan mau menyelesaikan pekerjaan rumah tanpa imbalan dibandingkan anak lelaki.

Anak perempuan usia lima hingga 14 tahun menghabiskan waktu 40 persen lebih banyak untuk melakukan pekerjaan rumah tanpa bayaran, dibandingkan anak lelaki seumur mereka.

Menurut laporan PBB menjelang Hari Anak Perempuan Internasional, Jumat (7/10/2016), akibatnya mereka kehilangan peluang untuk belajar dan menikmati masa kanak-kanak.

Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF) mengatakan anak-anak perempuan meluangkan 160 juta jam lebih banyak per hari untuk pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah, menjaga anggota keluarga serta mengumpulkan air dan kayu bakar.

Anak perempuan di Asia Selatan, Timur Tengah dan sebagian Afrika yang dilibatkan dalam laporan itu, juga menemukan bahwa anak perempuan usia 10 hingga 14 tahun menanggung beban tugas paling tidak seimbang di Burkina Faso, Yaman, dan Somalia.

"Beban berlebih untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak dibayar dimulai pada awal masa kanak-kanak dan semakin meningkat ketika anak perempuan menjadi remaja," kata penasihat gender UNICEF Anju Malhotra.

"Sebagai akibatnya, anak perempuan mengorbankan peluang penting untuk belajar, tumbuh dan menikmati masa kanak-kanak. Pembagian pekerjaan yang tidak merata di kalangan anak-anak juga mengembangkan stereotipe jender dan beban ganda pada wanita dan anak perempuan di sepanjang generasi."

Para pengamat mengatakan ketidaksetaraan jender terus memberikan tantangan besar untuk memenuhi tujuan global baru PBB yang disepakati tahun lalu, untuk mengakhiri kemiskinan akut dan mengatasi kurangnya peluang serta kekerasan terhadap perempuan hingga 2030.

Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh pada 11 Oktober dibuat oleh PBB pada 2011, untuk mengakui hak 1,1 miliar anak perempuan di seluruh dunia dan tantangan yang mereka hadapi.

Para peneliti mengatakan mengatasi masalah-masalah seperti kekerasan, pernikahan anak, sunat pada perempuan, dan pendidikan maupun pemberdayaan anak perempuan untuk mencapai potensi mereka, bukan hanya menguntungkan bagi anak perempuan, namun menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi, perdamaian dan penurunan kemiskinan.

Laporan badan amal anak-anak Plan International pekan ini memperingatkan bahwa jutaan anak perempuan masih menghadapi risiko hingga ada statistik dan data lebih baik untuk menelusuri masalah seperti kekerasan seksual terhadap anak perempuan dan kehadiran di sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Thomson Reuters Foundation

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper