Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki Tutup 20 Stasiun TV dan Radio

Turki telah memerintahkan penutupan 20 stasiun televisi dan radio, termasuk satu stasiun televisi yang khusus menyiarkan program anak-anak.
Kudeta di Turki/nbc.news.com
Kudeta di Turki/nbc.news.com

Kabar24.com, JAKARTA - Turki telah memerintahkan penutupan 20 stasiun televisi dan radio, termasuk satu stasiun televisi yang khusus menyiarkan program anak-anak. 

Mereka dituduh menyebarkan "propaganda teroris" sehingga timbul kekhawatiran pemerintah Turki memanfaatkan hukum darurat untuk memberangus media massa.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengaku ingin keadaan darurat selama tiga bulan yang diberlakukan setelah kudeta gagal Juli silam, diperpanjang sampai Oktober demi memberikan kesempatan kepada pihak berwajib untuk memberantas ancaman dari sebuah gerakan agama yang dituduh berada di balik kudeta, selain militan Kurdi yang sudah memberontak sejak 32 tahun lalu.

Saluran-saluran media yang ditutup itu di antaranya dimiliki atau dioperasikan oleh warga Kurdi atau minoritas agama Alevi, kata Hamza Aktan, produser berita IMC TV.

"Saluran telivisi ini tidak ada kaitannya dengan kudeta. Ini adalah upaya membungkam media independen terakhir yang meliput masalah Kurdi dan pelanggaran yang dilakukan negara," kata Aktan kepada Reuters.

IMC pernah menyiarkan laporan prilaku pasukan pemerintah dalam operasi militer selama 14 bulan memburu para pemberontak Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang terlarang di Turki, yang menewaskan ribuan orang.

Di antara 12 saluran televisi yang ditutup itu adalah Govend TV yang khusus menyiarkan lagu daerah dan Zarok TV yang menyiarkan kartun anak berbahasa Kurdi. Sebanyak 11 stasiun radio juga ditutup karena merugikan keamanan nasional kata Aktan.

"Ketika pemerintah memandang program anak-anak saja sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, maka itu jelas penyalahgunaan kekuasaan daruratnya sendiri," kata Robert Mahoney dari Komite Perlindungan Wartawan (CPJ) seperti dikutip Reuters. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper