Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GENCATAN SENJATA SURIAH: AS Tak Penuhi Kewajiban, Kata Menlu Rusia

Amerika Serikat tidak memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Suriah, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Kamis (22/9/2016).
Serangan bom Sayyidah Zaynab, Suriah/Reuters
Serangan bom Sayyidah Zaynab, Suriah/Reuters

Bisnis.com, MOSKOW -  Amerika Serikat tidak memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Suriah, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Kamis (22/9/2016).

"Kami prihatin mengenai cara kesepakatan tersebut disabotase oleh sejumlah tatanan, dan tentu saja, pasukan anti-pemerintah di Suriah serta pendukung asing mereka," kata Ryabkov kepada media lokal.

"Pihak AS tak bisa menjamin dipenuhinya sejumlah unsur kesepakatan ini, yang kami saksikan dalam beberapa hari belakangan," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang. Ia menambahkan Washington tidak memisahkan pasukan gerilyawan moderat Suriah dari pelaku teror.

Serangan udara baru-baru ini oleh koalisi pimpinan AS terhadap militer Suriah "adalah perkembangan dramatis berkaitan dengan kesepakatan yang kami bicarakan tersebut. Itu adalah serangan langsung terhadap landasannya", katanya.

Sementara itu, Ryabkov juga mengatakan usul AS untuk melarang setiap operasi pesawat di sejumlah wilayah Suriah takkan berhasil.

"Saya kira rencana ini takkan berhasil, setidaknya sampai Amerika Serikat dan pihak lain yang terlibat dalam proses ini menjamin pelaku yang relevan, yang menyaksikan perang sebagai satu-satunya cara menyelesaikan masalah tersebut, berhenti menggunakan kekerasan," kata Ryabkov.

Militer Suriah pada Senin (19/9) mengumumkan berakhirnya gencatan senjata tujuh-hari yang diperantarai oleh Amerika Serikat dan Rusia, tanpa berbicara mengenai kemungkinan perpanjangan, kata kantor berita Suriah, SANA.

Rusia pada Selasa menyatakan harapan bagi pemulihan gencatan senjata di Suriah lemah, setelah serangan koalisi pimpinan AS terhadap militer Suriah dan pemboman terhadap rombongan kemanusiaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/XINHUA-OANA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper