Kabar24.com, JAKARTA - Pertemuan Direktur Jenderal Imigrasi se-Asia Tenggara menyepakati untuk tukar-menukar data terkait keberadaan Foreign Terrorist Fighter's (FTF) di kawasan tersebut.
Mereka sepakat; untuk secara sukarela mengkoordinir data dan menyebarluaskan ke negara lain tentang keberadaan FTF tersebut.
"Itu merupakan salah satu hasil kesepakatan, tujuannya untuk mencegah terjadinya kejahatan terorisme di Asia Tenggara," kata Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Imigrasi Heru Santoso dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/9/2016).
Heru menambahkan, selain soal pencegahan kejahatan terorisme, mereka juga menyepakati untuk memerangi kejahatan imigrasi dan perdagangan manusia yang acapkali terjadi beberapa tahun bekalangan ini.
Selain itu, pertemuan itu juga menyepakati untuk memperketat pengamanan di wilayah perbatasan dan membentuk forum khusus bagi Kepala-Kepala Tempat Pemeriksaan Imigrasi Utama Asean.
"Tujuannya untuk saling bertukar pandangan dan informasi secara langsung dalam menghadapi isu terkait di masing-masing TPI," imbuhnya.
Asean Immigration Intelligent Forum di Bali merupakan bagian dari Pertemuan Direktur Jenderal Imigrasi se-Asean yang akan dibuka oleh Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna H Laoly.
Hingga hari ini delegasi negara-negara anggota DGICM yang telah hadir adalah Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Indonesia dan Sekretariat Asean. Delegasi Myanmar dikabarkan tidak menghadiri forum ini, sedangkan delegasi Australia tiba di Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
