Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Setuju “One Day School”?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bahwa penerapan full day school (sekolah sehari penuh) akan dicoba di beberapa provinsi dan untuk sekolah-sekolah yang memang sudah siap.
Siswa baru mengikuti upacara bendera di SMPN 4 Jakarta pada hari pertama sekolah Senin (15/7/2013)./Antara
Siswa baru mengikuti upacara bendera di SMPN 4 Jakarta pada hari pertama sekolah Senin (15/7/2013)./Antara

Kabar24.com, PONOROGO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bahwa penerapan full day school (sekolah sehari penuh) akan dicoba di beberapa provinsi dan untuk sekolah-sekolah yang memang sudah siap.

"Masih dimatangkan mendikbud tetapi masih dicoba di satu, dua, tiga provinsi, terutama yang berada di kota dan sekolah yang siap," kata Presiden di Ponorogo, Senin (19/9/2016).

Presiden mengatakan, pemerintah tidak akan memaksakan program full day school diterapkan secara nasional.

Full day school ini, kata Jokowi, bertujuan untuk meningkatkan etika dan nilai sopan santun pada siswa-siswi SD dan SMP.

"Kita ingin benar-benar etika, sopan santun, betul diterapkan di dalam ektrakurikuler maupun dalam kurikulumnya sendiri," kata Presiden.

Saat berbicara dalam peringatan 90 Tahun Pondok Gontor, Presiden mengeluhkan mulai hilangnya identitas, karekter, dan nilai-nilai ke-Indonesian, seperti sopan santun, optimisme, kerja keras, saling menghormati serta nilai-nilai Islami.

"Kalau kita lihat di media sosial, Twitter, Instagram, komentar-komentar di media online, saling menghujat, merendahkan orang lain, saling mengolok. Apakah itu nilai Islami Indonesia," kata Jokowi.

Presiden meminta nilai-nilai itulah yang harus menjadi perhatian khusus semua pihak, utamanya dari kyai dari Pondok Gontor.

Jokowi mengungkapkan, sikap saling menjelekkan, mencela, meredahkan, menghina, mengolok tidak terlihat pada 40-50 tahun lalu.

"Bapak ibu silakan melihat medsos kita, begitu nilai-nilai yang saya sampaikan tadi kelihatanya sudah mulai hilang. Kita belum kita bicara nilai-nilai kerja keras, otpmisme, perjungan," katanya.

Kesedihan

Presiden mengungkapkan, rasa kesedihannya terhadap perilaku anak bangsa yang sering tercermin dalam media sosial dan komentar berita online.

"Baca komentar-komentar, sedih, kalau kita buka, saling hujat di situ, saling memaki-maki. Saya yakin bukan nilai-nilai kita, ada nilai-nilai yang tidak sadar masuk menginfiltrasi kita dan itulah yang akan hilangkan karakter kita, identitas dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia," kata Presiden.

Untuk itu, kata Presiden, dirinya telah memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar prosentasi pendidikan SMP dan SD diberikan lebih tinggi utuk pendidikan etika, budi perketi, dan sopan santun.

"Kemarin sudah disampaikan full day school dan akan dicoba di beberapa provinsi untuk menambakan hal-hal nilai. Tanpa itu identitas kita akan hilang," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper