Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serangan Udara di Suriah: Moskow-Washington Saling Cerca. Gencatan Senjata Terancam Batal

Moskow meningkatkan perang kata dengan Washington dengan menyatakan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah oleh pesawat tempur Sekutu pimpinan Amerika Serikat mengancam kesepakatan gencatan senjata.
Ilustrasi: Asap hitam dari ban yang dibakar para pemberontah menyelimuti wilayah Aleppo untuk menghindari serangan udara (1/8/2016)./Reuters-Abdalrhman Ismail
Ilustrasi: Asap hitam dari ban yang dibakar para pemberontah menyelimuti wilayah Aleppo untuk menghindari serangan udara (1/8/2016)./Reuters-Abdalrhman Ismail

Kabar24.com, MOSKOW - Rusia menyampaikan reaksi keras atas serangan udara pasukan sekutu di Suriah.

Moskow meningkatkan perang kata dengan Washington dengan menyatakan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah oleh pesawat tempur Sekutu pimpinan Amerika Serikat mengancam kesepakatan gencatan senjata.

Sengketa diplomatik itu terus meningkat pada hari terakhir gencatan senjata setelah sejumlah pesawat tempur membombardir kota Aleppo untuk pertama kali sejak tujuh hari lalu.

Pada Sabtu, Kementerian Pertahanan Rusia menuding pesawat tempur Amerika Serikat menewaskan lebih dari 60 tentara Suriah di kota Deir al-Zor.

Sumber pemerintahan Amerika Serikat memastikan tudingan Rusia tersebut. Dua sumber lain juga memastikan bahwa satu tank berada di antara yang terkena serangan udara itu.

Pernyataan sumber Reuters itu menimbulkan pertanyaan: informasi intelijen apa yang digunakan oleh pasukan koalisi internasional sehingga mereka menyimpulkan bahwa kelompok bersenjata IS mempunyai peralatan militer canggih.

IS dan sejumlah "kelompok teroris" masuk dalam pengecualian kesepakatan gencatan senjata. Serangan terhadap mereka masih diperbolehkan dalam kesepakatan yang diiniasai oleh Amerika Serikat bersama Rusia.

"Tindakan pilot sekutu --jika mereka, sebagaimana kami harapkan, tidak mendapat perintah dari Washington-- berada dalam batas antara kejahatan dan kerja sama diam-diam dengan kelompok teroris IS." kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataan tertulis.

"Kami mendesak Washington agar menekan kelompok-kelompok bersenjata ilegal yang mereka dukung untuk mengimplementasikan gencatan senjata tanpa syarat. Jika tidak, maka kesepakatan antara Rusia dengan Amerika Serikat di Jenewa pada 9 September lalu mungkin akan terancam," kata mereka.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Sabtu mengakui insiden itu sebagai "hal yang menyedihkan dan kami sesalkan".

Rusia, yang mendukung rezim Presiden Bashar al Assad, telah berulangkali meminta Washington untuk menekan kelompok oposisi agar memisahkan dirinya dengan ISIS dan "kelompok teroris lain".

Iran juga mengecam aksi militer Amerika Serikat.

"Tindakan itu mengindikasikan bahwa Amerika Serikat mendukung kelompok teroris di Suriah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.

Militer Amerika Serikat sendiri mengaku langsung menghentikan operasi terhadap apa yang mereka duga sebagai pos penjagaan ISIS, setelah Rusia menginformasikan bahwa pasukan pemerintah telah terkena serangan tersebut.

"Gedung Putih adalah pihak yang membela ISIS. Hal ini tidak diragukan lagi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Dalam menanggapi tudingan itu, duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, menyatakan bahwa Zarakhova seharusnya malu atas klaim tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper