Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KPK Diminta Fokus Berantas Korupsi "Kakap"

Kita pun harus terus mendorong KPK untuk tidak lelah melakukan upaya membersihkan negara dari pejabat korup, namun demikian KPK seharusnya tidak fokus ke korupsi 'ecek-ecek'. Fokusnya harus lebih kepada korupsi yang signifikan.
Penyidik KPK memindahkan koper ke dalam mobil, dari gudang gula CV Semesta Berjaya, Jl Bypass Kilometer 22, Padang, Sumatra Barat, Minggu (18/9/2016). KPK menggeledah gudang gula tanpa label SNI milik Xaveriandy Sutanto, tersangka yang tertangkap pada Operasi Tangkap Tangan KPK pada kasus dugaan suap Ketua DPD Irman Gusman dan seorang jaksa di Sumatra Barat./Antara
Penyidik KPK memindahkan koper ke dalam mobil, dari gudang gula CV Semesta Berjaya, Jl Bypass Kilometer 22, Padang, Sumatra Barat, Minggu (18/9/2016). KPK menggeledah gudang gula tanpa label SNI milik Xaveriandy Sutanto, tersangka yang tertangkap pada Operasi Tangkap Tangan KPK pada kasus dugaan suap Ketua DPD Irman Gusman dan seorang jaksa di Sumatra Barat./Antara

Kabar24.com, JAKARTA - KPK diminta fokus menangani korupsi yang segnifikan, bukan korupsi "recehan".

Anggota Ombudsman Dr Laode Ida mengapresiasi kiprah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam gerakannya memberantas korupsi, termasuk dengan menangkap tangan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman.

"Kita pun harus terus mendorong KPK untuk tidak lelah melakukan upaya membersihkan negara dari pejabat korup, namun demikian KPK seharusnya tidak fokus ke korupsi 'ecek-ecek'. Fokusnya harus lebih kepada korupsi yang signifikan," katanya kepada pers di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Laode lebih lanjut menyerukan KPK untuk mengusut kasus korupsi "kelas kakap" seperti penyelewengan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan kasus Century.

Menurut dia, masih tersedia daftar panjang kasus korupsi, termasuk data yang sudah masuk di KPK, mulai dari pemilik rekening gendut di jajaran pejabat tingkat pusat hingga di daerah-daerah (kepala daerah) serta korupsi pada proyek-proyek APBN dan APBD.

Beberapa kepala daerah yang terbukti menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2013 Akil Muhtar pun belum ditangani dan cenderung masih dibiarkan oleh KPK.

"Saya pun hampir tiap hari diminta banyak pihak untuk menanyakan kasus-kasus itu ke KPK, karena mereka tahu persis adanya korupsi yang dipertontonkan oleh oknum-oknum pejabat, termasuk dengan kepemilikan harta yang berlimpah," katanya.

Pada bagian lain, ia menyatakan belum mengetahui apa skenario di balik operasi tangkap tangan terhadap Ketua DPD Irman Gusman. Mungkin ada ikutannya kemudian dan mungkin juga yang akan disasar adalah figur koruptor kakapnya, yakni pejabat pemberi kuota impor gula.

"Namun jika hanya Irman Gusman yang disasar, sungguh memprihatinkan, karena biaya operasi penangkapan berikut penyidikan dan penyelidikannya nanti niscaya akan jauh lebih besar ketimbang uang yang ditangkap tangan itu. Semoga tidak demikian," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper