Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FILIPINA: Rodrigo Duterte, Narkoba dan Tekanan Dunia

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan keluar dari PBB dan mengecam pembunuhan warga kulit hitam oleh petugas kepolisian Amerika dalam luapan kemarahannya baru-baru ini terkait kritik yang dilancarkan pada kampanye anti narkobanya.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte./REUTERS
Presiden Filipina Rodrigo Duterte./REUTERS

Kabar24.com,JAKARTA —  “Mungkin kami akan memutuskan keluar dari PBB. Jika anda sebegitu kasarnya, bajingan, kami akan meninggalkan organisasi ini,” ujar Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan kasar seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (22/8/2016).

Rodrigo Duterte mengancam akan keluar dari PBB dan mengecam pembunuhan warga kulit hitam oleh petugas kepolisian Amerika dalam luapan kemarahannya baru-baru ini terkait kritik yang dilancarkan pada kampanye anti narkobanya.

Sejauh ini ratusan orang yang diduga terlibat peredaran narkoba telah tewas dalam kampanye anti narkoba yang digalakkan Duterte..

Departemen Luar Negeri AS dan dua orang ahli hak azasi manusia dari PBB mendesak Duterte dan otoritas Filipina untuk menghentikan tindakan pembunuhan di luar hukum dalam usaha memerangi narkoba dan memastikan kepatuhan terhadap penegakan hukum internasional terkait hak azasi manusia di negara tersebut dijalankan.

Pihak kepolisian Filipina menyebutkan lebih dari 500 tersangka kasus peredaran narkoba telah tewas dalam baku tembak dengan polisi sejak Duterte disumpah menjadi presiden delapan minggu lalu.

Agnes Callamard, Informan baru PBB terkait eksekusi menyarankan agar pejabat Filipina bisa bertanggung jawab.Dalamsebuah pernyataan baru-baru ini dia mengatakan klaim untuk memerangi perdagangan narkoba tidak membebaskan pemerintah dari kewajiban hukum internasional dan tidak melindungi aktor negara atau orang lain dari tanggung jawab terkait pembunuhan ilegal.

Kritik yang dilancarkan terhadap tindakan Duterte dalam memerangi peredaran narkoba yang disebut telah menjadi pandemi di negaranya tersebut memicu kemarahan presiden baru Filipina tersebut yang mengadakan sebuah konferensi pers jelang pagi hari pada Sabtu (20/8/2016) yang berlangsung selama lebih dari dua jam.

 “Mungkin kami akan memutuskan keluar dari PBB. Jika anda sebegitu kasarnya, bajingan, kami akan meninggalkan organisasi ini,” ujar Duterte dengan kasar seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (22/8/2016).

Duterte juga meremehkan pekerjaan PBB di Filipina yang diklaim tidak memiliki fakta, menimbulkan sejumlah pertanyaan seperti peran salah satu lembaga organisasi tersebut dalam memerangi kelaparan.

Jika Filipina keluar dari PBB, Duterte mengatakan dia akan mengundang negara-negara lain seperti China dan sejumlah negara Afrika untuk membentuk sebuah badan internasional baru. Dia juga menyebutkan PBB harus mengembalikan kontribusi finansial yang sudah diberikan negara tersebut.

Dia juga menyinggung tentang seorang anak berlumuran darah yang diselamatkan dari reruntuhan setelah roket menyerang sejumlah bangunan di Alepo, Suriah . Pernyataan tersebut dikeluarkan Duterte  guna menunjukkan ketidakmampuan Amerika dan PBB untuk menghentikan konflik mematikan setelah negara dan organisasi dunia tersebut memprotes tindakannya yang membunuh para kriminal narkotika.

“Lihatlah anak lelaki yang diselamatkan dari reruntuhan dan didudukkan di sebuah ambulans dan kami melihatnya. Kenapa Amerika tidak melakukan apapun?  Saya tidak mengerti dengan anda,”katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper