Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaum Muda Korsel Takut Menikah Gara-Gara Harga Rumah

Angka pernikahan dan kelahiran anak di Korea Selatan sepertinya akan berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.
Ilustrasi: Acara pernikahan massal di Korsel (24/3/2014)./Reuters-Lee Jae Won
Ilustrasi: Acara pernikahan massal di Korsel (24/3/2014)./Reuters-Lee Jae Won

Kabar24.com, JAKARTA - Angka pernikahan dan kelahiran anak di Korea Selatan sepertinya akan berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini akan mengakibatkan pergeseran demografi yang berisiko terhadap perekonomian bangsa tersebut.

Jumlah pernikahan dan kelahiranyang tercatat dalam lima bulan pertama di 2016 menjadi yang terendah dalam periode yang sama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak kantor statistik negara tersebut memulai pengumpulan data bulanan.

Angka tersebut mencerminkan tantangan yang dihadapi pemerintah Korea Selatan yang dalam beberapa dekade terakhir telah mengucurkan dana sebesar US$72 miliar (80 triliun won) guna meningkatkan angka kelahiran yang merosot.

Perdana Menteri Korea Hwang Kyo Ahn, seperti dilansir Bloomberg, Senin (22/8/2016) mengatakan bahwa negara tersebut menghadapi ancaman krisis yang membatasi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Kebanyakan kaum muda Korea Selatan mengatakan mereka tidak mampu menikah dan memiliki anak. Mereka menyebutkan tingginya harga rumah menjadi salah satu tantangan terbesar untuk berkeluarga.

Suku bunga rendah yang semula dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi telah memicu ledakan properti yang menyebabkan penaikan harga rumah. Sementara itu, tingkat pengangguran penduduk berusia 15 sampai 29 tahun mencapai 9,2% atau dua kali  lipat dari rata-rata nasional

“Sejumlah kebijakan yang telah dibuat sebelumnya lebih bertujuan agar wanita yang sudah menikah mau memiliki anak lagi. Namun, sebenarnya masalah yang lebih mendasar adalah kau muda tanpa pekerjaan merasa sangat sulit untuk bisa menikah,” katan Yoo Jin Sung seorang peneliti di Korea Economic Research Institute.

Menurutnya, angka pengangguran usia muda membuat mereka menunda pernikahan dan memiliki anak pertama. Menunda pernikahan kelak bisa mempengaruhi jumlah anak yang mereka miliki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper