Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNPB Klaim Berhasil Tekan Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengklaim pemerintah telah berhasil menekan jumlah kebakaran hutan dan lahanau karhutla pada 2016, dengan mengatasi jumlah titik panas, indeks standar pencemaran udara (ISPU), jarak pandang, kesiapan aparat, dan keterlibatan masyarakat.
Sutopo Purwo Nugroho/Antara
Sutopo Purwo Nugroho/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengklaim pemerintah telah berhasil menekan jumlah kebakaran hutan dan lahanau karhutla pada 2016, dengan mengatasi jumlah titik panas, indeks standar pencemaran udara (ISPU), jarak pandang, kesiapan aparat, dan keterlibatan masyarakat.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, mengatakan pemerintah memang belum dapat menghilangkan titik panas sepanjang tahun, karena maraknya pembakaran hutan untuk bercocok tanam. Akan tetapi, pemerintah berhasil mengendalikannya agar tidak meluas.

“Sejak 1 Januari 2016 hingga 11 Agustus 2016, satelit modis mendeteksi 10.174 titik panas di Indonesia. Jumlah itu jauh berkurang dibandingkan dengan sepanjang 2015 yang mencapai 129.813 titik panas,” katanya, Jumat (12/8/2016).

Sutopo menuturkan ISPU d Sumatra dan Kalimantan pun menunjukkan level sedang hingga baik. Sedangkan jarak pandang di kedua wilayah itu masih normal, dan tidak ada aktivitas sekolah, serta penerbangan yang terganggu karena asap.

Meski begitu, BNPB tetap mewaspadai potensi puncak karhutla tahun ini yang diperkirakan terjadi pada September hingga Oktober. Pihaknya pun terus meningkatkan upaya pencegahan dan pemadaman.

“Patroli, sosialisasi, dan penegakkan hukum terus dilakukan. BNPB juga mengerahkan tujuh helikopter dan dua pesawat water bombing, serta dua pesawat untuk merekayasa cuaca.

Seperti ddiketahui, satelit modis mendeteksi 129.813 titik panas sepanjang 2015, dan jarak pandang di Sumatra, serta Kalimantan sempat mencapai hanya 100 meter. ISPU di kedua wilayah itu juga sempat lebih dari 2.000 psi atau ada di level berbahaya.

Karhutla tahun lalu juga menyebabkan 2,61 juta hektare hutan dan lahan terbakar, melumpuhkan aktivitas penerbangan hingga tiga bulan, sehingga menyebabkan kerugian ekonomi senilai Rp221 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper