Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cara Tradisional Tak Bisa Lagi Prediksi Perubahan Cuaca

Pola lama dengan cara tradisional tidak dapat lagi memprediksi perubahan cuaca akhir-akhir ini, karena sering di luar perkiraan semula, kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Region II Jawa Tengah, Joko Siswanto.
prediksi cuaca/Ilustrasi
prediksi cuaca/Ilustrasi

Kabar24.com, TEMANGGUNG - Pola lama dengan cara tradisional tidak dapat lagi memprediksi perubahan cuaca akhir-akhir ini, karena sering di luar perkiraan semula, kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Region II Jawa Tengah, Joko Siswanto.

"Kami berharap para petani agar tidak melulu menggunakan cara tradisional dalam menentukan cuaca sebelum memulai masa tanam, karena dapat berisiko terhadap hasil panen " katanya usai sosialisasi iklim di Kantor Kecamatan Kandangan, Temanggung, Jumat (12/8/2016).

Dikatakan, perlu ada pola pendampingan sejak awal penentuan masa tanam hingga menjelang puncak panen dengan tujuan para petani dapat memaksimalkan hasil panen dan tidak menderita kerugian.

"Saat ini perubahan cuaca tidak dapat diprediksi lagi seperti dulu. Jadi penting sekali adanya patokan yang pasti dari BMKG sebagai panduan informasi secara reguler agar tidak terjadi yang namanya gagal panen," katanya.

Dia menuturkan, selain penentuan awal tanam dan panen sesuai dengan kondisi cuaca, hal lain yang tidak kalah penting adalah penentuan jenis tanaman yang akan ditanam, karena tidak semua tanaman dapat tumbuh subur di sembarang daerah.

Khusus untuk Kabupaten Temanggung, katanya dengan iklim yang sejuk maka daerah ini sangat cocok ditanami jenis tanaman alternatif berupa palawija dan tanaman pangan seperti padi, kedelai dan jagung, di luar dua jenis tanaman yang menjadi primadona Temanggung, yakni tembakau dan kopi.

"Lahan tanam di Temanggung sangat potensial untuk beberapa jenis tanaman. Jangan sampai hal ini tidak didukung dengan pemahaman para petani terhadap masalah iklim serta cuaca," katanya.

Bupati Temanggung, Bambang Sukano mengatakan pengamatan terhadap iklim serta cuaca yang tengah terjadi sangat penting sebagai modal petani sebelum memulai masa tanam.

Dia mengatakan, pihaknya tidak ingin mundurnya masa panen tembakau akibat pengaruh cuaca yang kurang bersahabat terulang pada jenis tanaman lain.

"Kami ingin potensi dari sektor pertanian dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, karena tidak dapat dipungkiri hasil panen yang didapat erat kaitannya dengan waktu tanam dan jenis tanaman itu sendiri," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper