Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SENGKETA LAUT CHINA SELATAN: Ini Pernyataan Sikap Asean

Negara-negara Asia Tenggara akhirnya berhasil mengatasi kebuntuan pada Senin (25/7/2016) ketka Filipina mengajukan permintaan agar pernyataan bersama menyebutkan putusan hukum bersejarah terkait Laut China Selatan setelah adanya penolakan dari Kamboja.
Foto aerial dari pesawat militer Filipina memperlihatkan bagaimana China melakukan reklamasi di pulau karang di kawasan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang letaknya berada di sebelah Barat Palawan, Filipina (11/5/2015)./Reuters- Ritchie B. Tongo
Foto aerial dari pesawat militer Filipina memperlihatkan bagaimana China melakukan reklamasi di pulau karang di kawasan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang letaknya berada di sebelah Barat Palawan, Filipina (11/5/2015)./Reuters- Ritchie B. Tongo

Kabar24.com, VIENTIANE—Negara-negara Asia Tenggara akhirnya berhasil mengatasi kebuntuan pada Senin (25/7/2016) ketika Filipina mengajukan permintaan agar pernyataan bersama menyebutkan putusan hukum bersejarah terkait Laut China Selatan setelah adanya penolakan dari Kamboja.

China secara terbuka berterima kasih kepada Kamboja atas dukungannya terhadap sikapnya terkait sengketa maritim di Laut China Selatan. Hal ini kemudian memicu kekacauan dalam pertemuan Asean yang dilaksanakan di Vientiane, ibu kota Laos.

Persaingan klaim dengan China merupakan satu dari sekian banyak isu yang paling diperdebatkan oleh negara-negara Aswia Tenggara. Kesepuluh anggota asosiasi berunding terkait keinginan mereka untuk menegakkan kedaulatan sembari menemukan kesamaan dan membina hubungan politik dan komersil dengan China.

China mengklaim hampir keseluruhan wilayah perairan tetapi anggota Asean Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei juga ikut mengklaim wilayah tersebut. Dalam sebuah putusan oleh Pengadilan Arbitrase Internasional yang didukung oleh PBB, Filipina memenangkan sengketa wilayah dengan China.

Filipina dan Vietnam menginginkan putusan tersebut yang menolak klaim China atas wilayah perairan strategis di Laut China Selatan.

Sementara itu, Asean memilih untuk mencari solusi damai untuk menyelesaikan sengketa ini berdasarkan hukum internasional, termasuk hukum laut PBB.

 “Kami tetap secara serius memperhatikan perkembangan yang berlangsung dan mencatat kekhawatiran yang disampaikan sejumlah menteri terkait reklamasi dan eskalasi aktivitas di wilayah tersebut yang telah mengikis kepercayaan dan meningkatkan ketegangan sert mungkin mengabaikan perdamaian, keamanan dan stabilitas regional,” sebut ASEAN dalam sebuah pengumuman resmi seperti dikutipdari Reuters, Senin (25/7/2016).

Asean menyebutkan pentingnya menghindari militarisasi di wilayah ini, dan menjaga kebebasan bernavigasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper