Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Waspadai Perlambatan Ekonomi Jateng

Bank Indonesia mewaspadai perlambatan ekonomi Jawa Tengah yang terlihat dari menurunnya penukaran uang kartal menjelang Lebaran di luar prediksi.
Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah/Bisnis.com
Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah/Bisnis.com

Kabar24.com, SEMARANG—Bank Indonesia mewaspadai perlambatan ekonomi Jawa Tengah yang terlihat dari menurunnya penukaran uang kartal menjelang Lebaran di luar prediksi.

Kepala BI Jawa Tengah Iskandar Simorangkir mengatakan perlambatan ekonomi daerah juga dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi ekonomi global.

Hal itu terlihat ketika Inggris menyatakan keluar dari zona integrasi kawasan Uni Eropa atau Brexit. Dampaknya, menimbulkan ketidakpastian di perekonomian global sehingga berimbas pula pada ekonomi Jateng.

Selain itu, melambatnya perekomian dapat terpantau dari menurunnya penukaran uang kartal menjelang Lebaran tahun ini.
“Kondisi ini yang patut diwaspadai. Penukaran uang kartal di Jateng di luar target,” paparnya, Rabu (20/7).

Selama Ramadan dan menjelang Lebaran, BI memprediksi adanya pertumbuhan 10% ketimbang periode sama tahun lalu, dengan menyiapkan uang kartal senilai Rp19 triliun.

Nyatanya, permintaan uang kartal masyarakat hanya diangka Rp17,8 triliun atau hanya naik 3,7% dibanding Ramadan tahun lalu diangka Rp17,1 triliun.

"Ini ada gejala menarik, ternyata setelah kami teliti ada sedikit perlambatan ekonomi di Jateng,” katanya.

Kewaspadaan itu, menurut Iskandar, sudah disampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah dan tim percepatan ekonomi daerah. Sebab, untuk mencegah ekonomi tidak menurun perlu peranan pemerintah dan stakeholder terkait.

Dalam hal ini, pihaknya menyarankan supaya melakukan percepatan penyaluran anggaran pendapatan belanja daerah atau APBD termasuk juga untuk pemberian kredit seperti kredit usaha rakyat (KUR) yang sampai sekarang masih berjalan.

Kendati melambat, Iskandar masih optimistis dengan tidak mengoreksi angka laju pertumbuhan ekonomi di Jateng sepanjang tahun ini.

“Kami bersama pemerintah telah melakukan langkah antisipasi, satu diantaranya mendorong percepatan pengeluaran anggaran,” ujarnya.

Iskandar berkeyakinan bahwa wilayah berpenduduk 35 juta jiwa itu akan tetap tumbuh dikisaran 5,4%-5,8% atau sesuai dengan perkiraan awal.

Dasar kuat ekonomi Jateng tidak terkoreksi, katanya, bahwa akan ada percepatan penyaluran anggaran pendapatan dan belanja daerah di Juli dan Agustus 2016.

“Di bidang infrastruktur juga sudah ada pembebasan lahan dari dana talangan. Kecuali, program semua itu tidak jalan maka bisa lebih lambat, paling apes juga nanti jatuhnya di batas bawah yakni 5,4%," ujarnya.

Pengamat ekonomi Universitas Diponegoro Semarang FX Sugiyanto mengatakan ekonomi di Jateng lebih banyak dipengaruhi ekspor industri tekstil dan produk kayu. Sektor itu akan berkembang dari indikator-indikator yang sekarang sudah ada.

Menurutnya, Jateng merupakan daerah berbasis industri pengolahan, selain juga perdagangan. Pihaknya melihat ada peningkatan cukup besar dalam hal ekspor tekstil dan produk tekstil.

“Industri tekstil banyak yang relokasi ke sini. Ini akan menjadi penopang perekonomian di daerah,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper