Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Juni, Jabar Alami Inflasi 0,72%

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi di provinsi tersebut pada Juni 2016 mencapai 0,72%, lebih tinggi dari inflasi nasional 0,66%.
Beras/JIBI-Dedi Gunawan
Beras/JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, BANDUNG--Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi di provinsi tersebut pada Juni 2016 mencapai 0,72%, lebih tinggi dari inflasi nasional 0,66%. Kepala BPS Jabar Bachdi Ruswana mengatakan inflasi pada Juni 2016 dipicu konsumsi masyarakat pada bulan Ramadan. Kondisi ini menyebabkan kelompok bahan makanan memiliki andil inflasi tertinggi yang mencapai 2,66%.

Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi yakni sayuran sebesar 12,42%. "Meskipun sudah beberapa kali digelar operasi pasar oleh pemerintah provinsi, Bank Indonesia, dan Bulog, namun inflasi tetap relatif agak tinggi," ujarnya, Jumat (1/7).

Dia melanjutkan, kelompok sandang menjadi penyumbang inflasi kedua tertinggi setelah bahan makanan yakni sebesar 0,51%. Selanjutnya, kelompok makanan jadi dan tembakau 0,38%, kelompok transportasi 0,34%, kelompok perumahan 0,10%, serta kelompok kesehatan 0,10%. "Sementara kelompok pendidikan mengalami deflasi 0,21%." Di samping itu, BPS mencatat daerah penyumbang inflasi tertinggi yakni Kota Bekasi 0,90% dan terendah Kota Bogor 0,45%.

"Secara umum semua daerah di Jabar mengalami inflasi karena berbarengan dengan Ramadan, di mana permintaan tinggi sementara pasokan terbatas," paparnya. Selain itu, nilai tukar petani (NTP) Jabar pada Juni 2016 sebesar 104.08 atau turun 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya mencapai 104,29. Penurunan NTP disebabkan indeks harga diterima petani (IT) naik 0,48% lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga dibayar petani (IB) sebesar 0,68%.

Dia menjelaskan, tiga subsektor mengalami penurunan NTP antara lain tanaman pangan sebesar 0,73% dari 100,89 menjadi 100,15, tanaman perkebunan rakyat 0,4% dari 96,62 menjadi 96,24, serta hortikultura 0,32% dari 110,54 menjadi 110,19.

"Adapun subsektor yang mengalami kenaikan yakni peternakan meningkat dari 1,03% dari 111,66 menjadi 112,81 dan subsektor perikanan naik 0,25% dari 98,97 menjadi 99,22," paparnya. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dudung Supriyadi menambahkan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Juni mengalami kenaikan 3,44% dari Rp4.339,77 per kilogram menjadi Rp4.195,50 per kilogram.

Selanjutnya, gabah kering giling (GKG) serta gabah kualitas rendah (GKR) pun mengalami hal serupa mengalami kenaikan. "Untuk GKG naik 2,13% dari Rp4.963,64 per kilogram menjadi Rp5.069,12 per kilogram dan GKR naik 4,08% dari Rp3.424,92 per kilogram menjadi Rp3.564,54 per kilogram," ujarnya.

Berdasarkan kualitas beras menurut patahan, harga beras premium naik 1,43% dari Rp9.816,61 per kilogram menjadi Rp9.957,24 per kilogram, beras medium naik 0,51% dari Rp9.143,40 per kilogram menjadi Rp9.189,66 per kilogram. "Demikian juga beras kualitas rendah naik 9,08% dari Rp8.033,33 per kilogram menjadi Rp8.762,5 per kilogram."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper