Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Brexit: Theresia May atau Boris Johnson Pengganti Cameron?

Menteri Dalam Negeri Theresa May dan mantan Walikota London Boris Johnson akan bersaing ketat untuk memimpin Partai Konservatif sekaligus untuk menggantikan David Cameron sebagai Perdana Menteri Inggris.
PM David Cameron/Reuters/Phil Noble
PM David Cameron/Reuters/Phil Noble

Kabar24.com, JAKARTA--Menteri Dalam Negeri Theresa May dan mantan Walikota London Boris Johnson akan bersaing ketat untuk memimpin Partai Konservatif sekaligus untuk menggantikan David Cameron sebagai Perdana Menteri Inggris.

Kedua calon kuat ini akan mendeklarasikan pencalonannya, mengumpulkan sebanyak mungkin dukungan dan berupaya menyatukan kembali Partai Konservatif setelah referendum menghasilkan keputusan hengkangnya Inggris dari Uni Eropa.

Mantan menteri pertahanan Liam Fox juga berusaha ikut bersaing dalam pertarungan itu sebagaimana Menteri Tenaga Kerja Stephen Crabb.

Siapa pemenang dalam pemilihan Ketua Partai Konservatif pada 9 September mendatang otomatis akan menggantikan posisi David Cameron sebagai Perdana Menteri Inggris.

Cameron, yang menjadi ketua Partai Konservatif selama 10 tahun dan menjadi Perdana Menteri sejak Mei 2010, menyatakan mundur dari jabatannya setelah hasil referendum mengharuskan Inggris keluar dari Uni Eropa.

Dia mengatakan Inggris membutuhkan pemimpin yang segar untuk melakukan negosiasi dengan Uni Eropa.

Kepastian siapa yang mengikuti pemilihan Ketua Partai Konservatif akan diketahui saat penutupan pendaftaran calon pada hari ini.  Johnson dan Fox akan mengumumkan kepastian pencalonannya dalam serangkaian pidato di London.

May, yang menjabat Menteri Dalam Negeri sejak 2010, mengatakan kepada surat kabar Times bahwa dirinya memilih tema "menyatukan Inggris" yang sekarang terpecah menyusul hasil referendum.

"Setelah referendum pekan lalu, negara kita membutuhkan kekuatan, kepemimpinan yang mampu mengarahkan kita melalui periode ketidakpastian ekonomi dan politik, serta menegosiasikan persyaratan terbaik setelah kita meninggalkan Uni Eropa," katanya sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Kamis (30/6/2016).

Berbeda dengan Boris Johnson, yang mengkampanyekan pemisahan Inggris dari Uni Eropa, May mendukung agar Inggris tetap bersama blok tersebut, walaupun dia tidak gencar menunjukkan sikapnya tersebut.

Sebaliknya, Johnson terang-terangan menunjukkan sikapnya mendukung opsi keluar dari Uni Eropa yang disebutnya akan menguntungkan Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Sumber : bbc.co.uk
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper