Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat El Nino Dua Juta Orang di Vietnam Kesulitan Air Minum

Sekitar satu juta orang di Vietnam menderita kekurangan bahan pangan dan dua juta orang kesulitan mendapatkan air minum karena kekeringan yang disebabkan El-Nino.
Petani di Vietnam tengah melakukan panen Jagung./Bisnis.com-Hendri T. Asworo
Petani di Vietnam tengah melakukan panen Jagung./Bisnis.com-Hendri T. Asworo

Bisnis.com, BANGKOK— Sekitar satu juta orang di Vietnam menderita kekurangan bahan pangan dan dua juta orang kesulitan mendapatkan air minum karena kekeringan yang disebabkan El-Nino.

Ini merupakan kekeringan terburuk yang pernah terjadi di negara tersebut dalam 90 tahun terakhir. Kekeringan ini diperparah lagi dengan intrusi air laut ke delta Sungai Mekong yang menghancurkan tanaman buah, beras, dan tebu di negara eksporter beras terbesar ketiga di dunia tersebut setelah India dan Thailand.

“Gangguan pola curah hujan mempengaruhi mata pencaharian, ketahanan pangan, dan akses air yang aman bagi orang-orang Vietnam,” kata Komisaris Uni Eropa untuk Bantuan Kemanusiaan Christos Stylianides seperti dikutip Reuters, Senin (20/6/2016).

Badan PBB untuk Kemanusiaan ECHO mengatakan akan menyediakan bantuan senilai 2 juta euro (US$2,3 juta) untuk pendanaan bantuan darurat.

“Kontribusi PBB ini akan membantu menyediakan bantuan untuk menyelamatkan nyawa yang terkena dampak mass krisis ini dan memastikan bahwa kebutuhan dasar mereka terpenuhi,” kata Stylianides

Berdasarkan pernyataan ECHO, Air Asin telah masuk ke delta Sungai Mekong hingga sejauh 25 kilometer.

“Meskipun pemerintah telah mengambil langkah siap siaga dan meluncurkan beberapa inisiatif untuk mengantisipasi, skala bencana saat ini jauh lebih buruk dari yang diperkirakan dan melebihi kapasitas lokal untuk bisa menghadapinya,” sebut ECHO dalam pernyataan itu.

Prakiraan cuaca sudah mengingatkan kemungkinan terjadinya La Nina yang mungkin akan membawa curah hujan tinggi ke Vietnam pada pertengahan 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper