Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Impor Rektor PTN Oleh Menristek Dianggap Mental Inlander

Anggota DPR mengkritik rencana Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendatangkan orang asing sebagai rektor perguruan tinggi negeri.
Menristekdikti Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir/Antara
Menristekdikti Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat mengkritik rencana Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendatangkan orang asing sebagai rektor perguruan tinggi negeri.

Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana menilai Indonesia masih memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk memimpin PTN. Dia lebih mengusulkan agar PTN bekerja sama dengan universitas di luar negeri.

“Jadi bukan mengimpor rektor. SDM kita mampu kok, tinggal bagaimana  dukungan dari sisi anggaran dan keseriusan pemerintah,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (8/6/2016).

Dadang menambahkan rencana impor dosen akan membahayakan budaya dan karakter generasi muda. Apalagi tujuannya semata untuk meningkatkan daya saing PTN agar masuk dalam daftar perguruan tinggi berkelas dunia.

“Kita tidak percaya pada kemampuan kita sendiri, bermental inlander. Kita harus punya keyakinan bahwa kualitas SDM kita tidak kalah dibandingkan negara lain jika kita belajar,” ujarnya.

Politisi Partai Hanura menilai PTN berdaya saing apabila anggarannya dioptimalkan sehingga memiliki infrastruktur yang memadai. Selain itu, PTN perlu membangun sebuah sistem pembelajaran yang lebih inovatif dibandingkan saat ini.

“Para dosen didorong untuk melaksanakan penelitian. Kemudian Kemenristekdikti menjamin bahwa birokrasi penelitian lebih sederhana, sehingga dosen lebih tertarik untuk melakukan penelitian.”

Sebagaiman diketahui, pemerintah mewacanakan untuk merekrut orang asing menjadi rektor PTN. Cina, Singapura, dan Arab Saudi merupakan beberapa negara yang telah melakukan impor rektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper