Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihujat Netizen, Perusahaan Deterjen China Ini Minta Maaf Atas Iklan Rasis

Sebuah perusahaan penghasil deterjen di China meminta maaf atas iklan yang dinilai rasis oleh banyak penduduk China, bahkan dunia.
Sebagian adegan pada iklan rasis produksi deterjan China./youtube
Sebagian adegan pada iklan rasis produksi deterjan China./youtube

Bisnis.com, BEIJING - Sebuah perusahaan penghasil deterjen di China meminta maaf atas iklan yang dinilai rasis oleh banyak penduduk China, bahkan dunia. Namun perusahaan tersebut juga menyalahkan media karena telah memicu kemarahan publik.

Dalam sebuah iklan deterjen Qiaobi, seorang pria kulit hitam bersiul nakal kepada soerang wanita China, yang kemudian menyambutnya. Ketika pria tersebut mendekat, sang wanita China memasukkan sepotong deterjen ke mulut pria tersebut  dan kemudian memasukkan sang pria ke dalam mesin cuci.

Beberapa waktu kemudian, sang wanita membuka tutup mesin cuci dan seorang pria Asia dengan warna kulit yang jauh lebih putih keluar dari mesin cuci.

Media lokal memberitahukan bahwa iklan tersebut pertama kali muncul pada April dan menjadi viral ketika diunggah di YouTube minggu lalu. Iklan tersebut kemudian menyedot jutaan penonton dalam waktu beberapa hari. Beberapa netizen China dan internasional mengatakan bahwa iklan tersebut rasis.

 “Kami meminta maaf dan secara tulus berharap para pengguna internet dan media tidak akan terlalu membahas ini,” ujar perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan seperyi dikutip dari Reuters, Senin (30/5/2016).

Perusahaan kemudian menghapus iklan versi online sebagai respon atas kemarahan publik. Namun, masih banyak versi iklan tersebut yang bisa dilihat di platform video China dan asing termasuk YouTube, hingga Senin (30/5/2016).

Diskusi publik mengenai diskriminasi ras merupakan hal yang jarang ditemukan di China yang didominasi oleh etnis Han. Namun, China juga merupakan rumah bagi puluhan kelompok minoritas. Pertumbuhan penduduk luar negeri di China juga luas, termasuk dari negara-negara di Afrika.

 “Meskipun orang-orang yang terlibat dalam pembuatan iklan tersebut mungkin tidak menyadarinya, tapi iklan tersebut sangat rasis,” ujar seorang pengguna Weibo seperti dikutip dari Reuters, Senin (30/5/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper