Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fobia PKI, Politikus Demokrat Ini Minta Presiden Harus Diwaspadai

Politikus Demokrat dan bekas anggota DPR, Hakim Sorimuda Pohan, meminta semua pihak perlu mewaspadai kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia menilai semua pihak tanpa kecuali harus diingatkan akan bahaya komunisme.
Massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan MUI Kota Bogor melakukan aksi penolakan terhadap paham komunis PKI di Gedung DPRD Kota Bogor, Jawa Barat/Antara
Massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan MUI Kota Bogor melakukan aksi penolakan terhadap paham komunis PKI di Gedung DPRD Kota Bogor, Jawa Barat/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Politikus Demokrat dan bekas anggota DPR Hakim Sorimuda Pohan meminta semua pihak perlu mewaspadai kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia menilai semua pihak tanpa kecuali harus diingatkan akan bahaya komunisme.

Pelajaran sejarah, kata Hakim, menunjukkan bahwa PKI akan selalu berpura-pura menjadi kawan. Dia kemudian merujuk pada satu pernyataan Presiden Sukarno di era 1960-an, yang pernah memuji PKI sebagai kelompok politik yang amat besar dukungannya pada keberadaan Republik Indonesia.

"Oleh karenanya kita harus waspada dari sisi manapun, meski dia pemimpin tertinggi [presiden] sekalipun," ujar Hakim yang disampaikan dalam Festival Jalan Lurus, sebuah simposium yang digelar Laskar Ampera Arif Rahman Hakim Angkatan '66,  di Gedung Joeang '45 Jakarta, Selasa (24/5/2016).

Hakim dikenal sebagai aktivis 66. Diskusi ini disertai deklarasi yang mengusung Pancasila sebagai ideologi tandingan golongan kiri. Pidato Hakim dalam forum itu berjudul "Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun Tahun 1948 dan G30S 1965/PKI."

Di awal pidatonya, Hakim meminta publik untuk tidak seratus persen percaya pada adagium: Bangsa yang besar menghormati pahlawannya. Menurut Hakim, yang harus dihormati bukanlah pahlawan, melainkan sejarah bangsa. "Di Indonesia, biangnya teror adalah komunisme, Marxisme, dan Leninisme. PKI itu tujuannya merebut kekuasaan melalui teror dan pengerahan massa," ujarnya.

Jika ada kesempatan, kata Hakim, PKI tidak segan mengganti kepala pemerintahan. "Saat NKRI genting, PKI ambil kesempatan," ujar dia. Hakim menilai ada kesempatan buat PKI untuk bangkit lagi di Indonesia, ketika terjadi pertambahan kekacauan yang terus meningkat.

Hakim juga mengaku prihatin karena mendengar banyaknya penyusupan kader PKI di berbagai lembaga negara, termasuk Tentara Nasional Indonesia. "Ini adalah sejarah yang berulang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper