Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungan Jokowi ke Jerman: Bicara Kerja Sama Ekonomi Hingga Terorisme

Presiden Joko Widodo dan Kanselir Jerman Angela Merkel membicarakan kerja sama ekonomi, bantuan pusat pendidikan kejuruan atau vokasional hingga membahas terorisme.
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Kanselir Jerman Angela Merkel memeriksa pasukan, saat upacara penyambutan kedatangan Jokowi di Berlin, Jerman, Senin (18/4)./REUTERS-Hannibal Hanschke
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Kanselir Jerman Angela Merkel memeriksa pasukan, saat upacara penyambutan kedatangan Jokowi di Berlin, Jerman, Senin (18/4)./REUTERS-Hannibal Hanschke

Kabar24.com, BERLIN - Presiden Joko Widodo dan Kanselir Jerman Angela Merkel membicarakan kerja sama ekonomi, bantuan pusat pendidikan kejuruan atau vokasional hingga membahas terorisme.

"Selain ekonomi juga kerja sama bidang pendidikan kejuruan, sehingga tadi (Jokowi dan rombongan) berkunjung ke Siemens," kata Merkel saat konfernesi pers bersama usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Kantor Kanselir, Berlin, Jerman, Senin (18/4/2016).

Merkel mengatakan Jerman-Indonesia ada kerja sama ekonomi tentang komponen maritim, bidang kesehatan dan juga dalam bidang pengangkutan.

"Masih ada peluang industri, kami ingin tingkatkan inisitaif bidang itu," kata Merkel.

Merkel mengatakan Indonesia juga berminat memperkuat perjanjian perdangangan dengan Uni Eropa dan Jerman mendukung supaya negosiasi dapat dimulai dalam waktu dekat.

Kanselir Jerman ini juga mengungkapkan pertemuannya dengan Jokowi juga masalah ASEAN, Papua, Aceh dan Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia bisa menjaga toleransi beragama.

"Indonesia negara muslim terbesar, menjaga sistem tidak terjadi konflik juga bisa mengatasi tantangan terhadap terorisme dengan dukungan sosial budaya," kata Merkel," kata Merkel.

Presiden Jokowi mengatakan Jerman merupakan mitra dagang nomor satu dan untuk investaSI terbesar ketujuh.

"Indonesia ingin agar pendidikan vokasi bisa diberi bantuan dari Jerman, terutama untuk bidang berkaitan dengan industri, baik kelistrikan, tekstil, Martim dan lain-lain," kata Jokowi.

Sebagai negara muslim terbesar, Jokowi mengungkapkan pertemuan dengan Merkel juga bertukar pikiran penanganan terorisme dengan menggunakan pendekatan "hard power" maupun "soft power.

"Kalau kombinasi itu saya percaya penenganan (terorisme) lebih baik dan komprehensif," kata Jokowi.

Ketika ditanya terkait radikalisme di Indonesia, Presiden mengatakan sebagai negara dengan penduduk sebesar 85 persen muslim, dimana 95 persen merupakan Islam moderat dan toleran.

"Tetapi kalau ada jumlah kecil yang radikal terorisme, tetap dilakukan pendekatan agar tidak merugikan negara dan rakyat. Sehingga pendekatan Indonesia dengan dua hal (hard dan soft). Itu yang kami lakukan," kata Jokowi.

Merkel mengakui Indonesia yang memiliki penduduk 250 juta penduduk merupakan tugas berat dan dirinya kagum atas perkembangan Indonesia saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper