Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selingkuh Dengan Model Bikini, Politisi Jepang Mundur

Seorang politikus Jepang yang menjadi berita utama setelah meminta cuti untuk merawat anak mengundurkan diri dari jabatannya, Jumat (12/2/2016), setelah mengakui perselingkuhannya dengan model bikini saat istrinya hamil.
Kensuke Miyazaki dan Perdana Menteri Shinzo Abe (kanan)./website kensuke miyazaki
Kensuke Miyazaki dan Perdana Menteri Shinzo Abe (kanan)./website kensuke miyazaki

Bisnis.com, TOKYO -  Seorang politikus Jepang yang menjadi berita utama setelah meminta cuti ayah untuk merawat anak mengundurkan diri dari jabatannya, Jumat (12/2/2016), setelah mengakui perselingkuhannya dengan model bikini saat istrinya hamil.

Kensuke Miyazaki (35) membuat kegaduhan dalam politik konservatif Jepang saat dia meminta cuti satu bulan untuk membantu istrinya yang saat itu tengah hamil, kasus pertama bagi anggota parlemen laki-laki Jepang.

Permintaannya tersebut memicu kritik dari beberapa politikus di dalam negeri karena jarang ada ayah yang mengambil cuti untuk merawat anak-anaknya.

Akan tetapi Miyazaki telah memperoleh dukungan Perdana Menteri Shinzo Abe yang mendukung ide terobosannya itu.

Pada Jumat, anggota Dewan dari Partai Demokratik Liberal yang memerintah itu mengumumkan pengunduran dirinya setelah sebuah majalah mingguan mengungkap perselingkuhannya dengan perempuan berusia 34 tahun ketika keduanya berada di Kyoto, daerah pemilihannya.

Dia bertemu perempuan tersebut -- yang juga penata gaya profesional untuk kimono -- saat ia membantu Miyazaki dan politikus lain mengenakan pakaian resmi tersebut untuk pembukaan parlemen Jepang bulan lalu.

Hubungan seksual terjadi beberapa hari setelah istri Miyazaki, Megumi Kaneko, yang sama-sama politikus, melahirkan anak pertamanya.

"Saya telah melakukan tindakan jahat terhadap istri saya," kata Miyazaki dalam konferensi pers yang disiarkan televisi secara nasional tersebut.

"Saya sangat, sangat, sangat menyesal bahwa bahwa apa yang telah saya dorong (cuti bagi ayah untuk merawat anak) bertentangan dengan tindakan kecerobohan saya. Oleh karena itu, saya putuskan untuk berhenti." Cuti ayah untuk merawat anak jarang terjadi di Jepang karena hanya sekitar 2,3 persen dari pria yang bekerja di perusahaan swasta mengambil keputusan tersebut.

Abe menginginkan peningkatan rasio sekitar 13 persen pada 2020, karena dia akan menambah jumlah angkatan kerja perempuan untuk mengawali pembangunan ekonomi.

Saat ini, perempuan rata-rata mendapatkan 70 persen dari gaji seorang pria untuk pekerjaan yang sama. Hal itu menempatkan Jepang berada di peringkat ke-104 dari 142 negara dengan indeks kesenjangan global 2014 yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia.

Tingkat partisipasi pada angkatan kerja perempuan yang hanya 64 persen dibandingkan pria 84 persen menjadi salah satu yang terendah di antara 34 negara ekonomi terkemuka anggota OECD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper