Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia dan Rusia Bicarakan Kemungkinan Kerja Sama Intelijen

Presiden Joko Widodo dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev telah menjajaki kerja sama di bidang intelijen untuk mengatasi isu keamanan dan pertahanan.
Presiden Joko Widodo (tengah) melakukan pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay P. Petrushev (keempat kiri) beserta delegasi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/2/2016)./Antara-Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (tengah) melakukan pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay P. Petrushev (keempat kiri) beserta delegasi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/2/2016)./Antara-Widodo S. Jusuf

Kabar24.com, JAKARTA - Indonesia dan Rusia tampaknya akan menjalin kerja sama intelijen.

Presiden Joko Widodo dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev telah menjajaki kerja sama di bidang intelijen untuk mengatasi isu keamanan dan pertahanan.

"Tidak ada salahnya juga kalau kita berbagi intelijen dengan mereka. Bentuknya ada pertukaran mungkin training dan peralatan serta hal lain," kata Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan ditemui di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Presiden Jokowi serta sejumlah menteri dan pejabat terkait di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly serta Kapolri Jenderal Badrodin Haiti telah melakukan pertemuan bersama Nikolai yang didampingi Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikail Galuzin di Istana Merdeka, Jakarta untuk membahas kerja sama pertahanan dan keamanan.

Menurut Luhut, sebelumnya Indonesia kurang melakukan kerja sama intelejen bersama Rusia dengan mengatakan terlalu banyak kerja sama dengan negara barat.

"Bisa saja pertukaran informasi kalau dibutuhkan apalagi kalau menghadapi narkoba, menghadapi terorisme atau ancaman lain," jelas Luhut terkait bentuk kerja sama intelejen dengan Rusia.

Luhut juga memuji kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh badan intelijen Rusia.

Sementara itu, terkait kerja sama alat utama sistem senjata (alutsista), Indonesia-Rusia telah menjajaki kemungkinan pembelian senjata dengan usulan dari TNI.

"Tentu tidak lepas dari usulan TNI karena TNI yang paling berkepentingan atau sebagai pengguna. Jadi tidak harus top-down tapi bottom-up saya kira harus menjadi salah satu persayaratan," kata Luhut.

Selain itu, kerja sama alutsista bersama Rusia juga harus mengutamakan transfer teknologi bagi industri alutsista dalam negeri.

Luhut menilai seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik, maka anggaran untuk pertahanan dan Polri akan semakin besar sehingga berpotensi untuk mengembangkan industri strategis dalam negeri.

"Dalam konteks itu, kita buka peluang kerja sama dengan industri pertahanan mereka," jelas Menko.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada Selasa (9/2) berencana mengunjungi Negeri Tirai Besi pada Maret 2016 untuk membicarakan kerja sama pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) terutama mengenai pembelian pesawat tempur multifungsi Sukhoi Su-35.

Ryamizard mengatakan Indonesia berencana membeli delapan-10 pesawat tempur tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper