Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Menteri Berani Lakukan Terobosan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para menteri untuk mengarahkan program kerja 2015 untuk mencapai lima indikator pembangunan nasional.
Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan arahannya pada sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/11)./Antara
Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan arahannya pada sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/11)./Antara

Bisnis.com, BOGOR-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para menteri untuk mengarahkan program kerja 2015 untuk mencapai lima indikator pembangunan nasional.

Dalam pembukaan Sidang Kabinet Paripurna, Presiden Jokowi mengatakan, program kerja yang digulirkan pemerintah berpegang pada lima hal, yaitu pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penurunan angka kemiskinan, pengendalian inflasi yang terkait dengan daya beli, serta gini ratio. 

"Lima ini yang harus dipegang. Kita pontang-panting semua kelihatan bagus, tetapi kalau lima ini tidak kepegang, tidak ada artinya," tuturnya di Istana Bogor, Senin (23/11/2015). 

Jokowi menegaskan, program kerja kementerian dan lembaga pada 2016 harus belajar dari implementasi tahun-tahun berikutnya. Program kerja juga harus disusun berdasarkan prioritas, bersifat strategis dan berdampak luas terhadap masyarakat. 

"Sekali lagi saya minta pada para menteri, kepala lembaga nonkementerian, harus berani membuat terobosan-terobosan yang cepat dengan cara-cara yang baru, dengan pola-pola yang baru dan jangan terjebak pada kebiasaan-kebiasaan yang lalu business as usual," ujarnya. 

Presiden juga meminta para menteri dan pimpinan lembaga negara untuk terus menjalin komunikasi dengan masyarakat. Tujuannya untuk mendengar masukan dan melibatkan masyarakat dalam melakukan terobosan dan perubahan. 

Dalam APBN 2016, pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% dan tingkat inflasi 4,7%. Selain itu, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksi mencapai Rp 12.704,86 triliun dan gini ratio diharapkan melandai dari 0,4 poin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper