Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

75 Hektare Lahan Jagung Gerakan Pengelolaan Tanaman Terpadu Gagal Panen

Seluas 75 hektare lahan jagung milik warga Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, hasil bantuan pemerintah melalui gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP-PTT) gagal panen karena diserang babi hutan.
Petani jagung./JIBI
Petani jagung./JIBI

Bisnis.com, PADANG ---  Seluas 75 hektare lahan jagung milik warga Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, hasil bantuan pemerintah melalui gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP-PTT) gagal panen karena diserang babi hutan.

"Kami tahun ini mendapat bantuan melalui GP-PTT jagung sebanyak 20 kelompok dan masing-masing kelompok lahannya 25 hektare dengan bantuan Rp54.450.000 per hektare tetapi tiga kelompok sudah gagal panen karena serangan babi hutan dalam jumlah banyak," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Solok Selatan Zamzami di Padang Aro, Selasa (13/10/2015).

Ketiga kelompok yang gagal panen tersebut, yakni dua kelompok berada di Bukik Malintang dan satu kelompok di Sungai Lambai, Kecamatan Sangir.

Warga di daerah itu, katanya, sudah melakukan berbagai cara guna menghalau babi hutan ini termasuk menjaganya siang malam hingga memasang jerat. Namun karena jumlahnya cukup banyak maka tetap tidak bisa dicegah.

Warga setempat, katanya, menyebutnya hama itu dengan "Lumbo-lumbo", sejenis babi hutan tetapi lebih kecil dan jika datang dalam jumlah banyak atau rombongan.

Sedangkan 17 kelompok lainnya, kata dia, sudah panen dan hasilnya cukup memuaskan yaitu 6,2-9 ton setiap hektarenya.

Ia mengatakan, target tanam tahun ini seluas 11.606 hektare dengan produksi sebanyak 73.741 ton.

"Realisasinya sekarang diperkirakan sudah diatas 70 persen karena semua jagung bantuan pemerintah sudah panen dan itu belum dihitung hasil panen masyarakat lainnya," kata dia.

Ia menambahkan, daerah itu pada tahun ini juga ada bantuan dari pemerintah pusat pengembangan jagung seluas 875 hektare dan sudah ditanam warga.

"Bantuan melalui APBN Perubahan seluas 875 hektare sudah berusia dua bulan dan kemungkinan panennya di akhir tahun atau awal 2016," katanya.

Sementara itu seorang petani jagung di Nagari Lubuak Gadang Timur, Tono mengatakan, hama babi hutan tidak terlalu berbahaya tetapi jika "Lumbo-lumbo" akibatnya sangat fatal.

Selain itu, katanya, yang menjadi masalah petani juga hama kera karena ia datang juga dalam jumlah banyak sehingga jika tidak dijaga saat jagung berbuah bisa habis.

Anggota Komis III DPRD setempat Muhklis mengatakan, pemerintah harus bisa meningkatkan produksi panen dengan area yang sudah tersedia.

"Jangan hanya mengandalkan potensi buka lahan baru tetapi yang sudah ada harus ditingkatkan produksinya dengan berbagai program unggulan," katanya.

Menurut dia, untuk potensi pengembangan jagung masih sangat banyak karena selain di area persawahan yang sulit pengairan juga bisa di daerah pegunungan atau bukit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper