Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Usaha Alibaba Dituding Jual Barang Palsu

Anak usaha Alibaba Holding Ltd, website perbelanjaan Taobao dimasukkan kembali ke daftar bermasalah oleh Pemerintah Amerika Serikat karena gagal menghentikan penjualan barang-barang palsu.

Bisnis.com, NEW YORK- Anak usaha Alibaba Holding Ltd, website perbelanjaan Taobao dimasukkan kembali ke daftar bermasalah oleh Pemerintah Amerika Serikat karena gagal menghentikan penjualan barang-barang palsu.

American Apparel & Footwear Association menyatakan situs Taobao sebelumnya identik dengan perdagangan barang palsu dan telah bersedia untuk melakukan reformasi sehingga dihapus dari daftar pada 2012. Sementara itu, dimasukkannya kembali Taobao ke dalam daftar bermsalah, induk perusahaan, Alibaba bersedia untuk membahas masalah dengan kelompok perdagangan..

Operator e-commerce terbesar di China itu mengaku telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menghindari tuduhan memfasilitasi perdagangan barang palsu. Para investor di perusahaan itu khawatir bahwa proliferasi barang palsu akan mendorong persaingan yang tidak sehat.

“Kami telah melakukan banyak hal untuk menghentikan perdagangan barang palsu. Sebagai contoh adalah merk Levi Strauss & Co dan Under Armour Inc, dan hal itu diketahui oleh asosiasi aparel AS,” ujar Alibaba sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (6/10).

Sementara itu, Juanita Duggan, Presiden American Apparel & Footwear Association mengungkapkan anggota mereka menghadapi kesulitan bekerja sama dengan Taobao dalam memecahkan masalah penjualan barang palsu sehingga perdagangan barang ilegal terus bertumbuh..

“Masalah-masalah ini tetap berlangsung meskipun kami mengupayakan untuk bekerja sama dengan mereka,” ujarnya.

Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat mengkompilasi daftar nama perusahaan perdagangan elektronik bermasalah yang dirancang untuk mengidentifikasi daftar barang palsu dari produk tekstil. Pihak asosiasi keberatan dengan keputusan pemerintah untuk menghapus perusahaan tertentu dari daftar sebelum dilakukannya public hearing.

Alibaba mengatakan kelompok perdagangan itu ternyata menolak untuk bertemu dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan. Perusahaan itu juga menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk memerangi palsu.

“Kami tetap siap untuk melibatkan asosiasi itu sekak awal. Kami bekerja dengan banyak klien dan mereka mengetahui bahwa kami berkomitmen untuk perlindungan hak kekayaan intelektual dan KAMI berjuang untuk membasmi palsu barang yang mungkin muncul di pasar kami,” ujar Robert Christie, juru bicara Alibaba

Meski ditimpa tuduhan tentang perdagangan barang palsu, hal itu tidak meredam antusiasme Alibaba untuk memecahkan rekor penjualan 2.014 saham saat IPO. Sejauh ini, kritik dari pemerintah China telah memberikan kontribusi berupa menurunnya harga saham hingga 38% .

Dalam sebuah, Kering SA menggugat Alibaba terkait keuntungan dari penjualan barang yang melanggar merek, termasuk Gucci dan Yves Saint Laurent.

Alibaba berupaya meningkatkan citra di AS di mana mereka menyewak tim hukum di Washington dan menyewa eksekutif untuk menjalin dengan kontak politik, dan sebagian lainnya berurusan dengan pemerintah terkait masalah pembajakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper