Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Pemimpin Harus Punya Ideologi Biar Tak Kehilangan Arah

Di hadapan 255 calon pimpinan daerah dari Partai Nasdem, Presiden Joko Widodo menyampaikan satu pesan penting bahwa seorang pemimpin harus memiliki pegangan ideologi agar tidak kehilangan arah tujuan.
Presiden Joko Widodo/Antara
Presiden Joko Widodo/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Di hadapan 255 calon pimpinan daerah dari Partai Nasdem, Presiden Joko Widodo menyampaikan satu pesan penting bahwa seorang pemimpin harus memiliki pegangan ideologi agar tidak kehilangan arah tujuan.

Pesan ini berlaku untuk semua pemimpin di tingkat Kota, Kabupaten, Provinsi dan pemimpin di tingkat nasional yakni harus memiliki pegangan yang sama yakni Ideologi. Presiden pun menyampaikan ideologinya sebagai pegangan dalam menjalakan roda pemerintahan.

"Ideologi kita sama Pancasila tapi cara penerapannya beda, ada yang lewat gerakan perubahan restorasi Indonesia, ada yang lewat cara lain, tapi sebagai Presiden juga harus punya ideologi yang jelas yaitu berdaulat, berdikari dan berkepribadian," kata Jokowi dalam acara Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2015 di Jakarta Senin (21/9/2015) malam.

Dalam paparannya Jokowi menegaskan sebagai negara maritim dengan 17.000 pulau membuat takjub pemimpin negara lain soal bagaimana cara mengelolanya. Dalam beberapa kesempatan Jokowi bahkan harus menjelaskan detail profil Indonesia kepada negara lain dengan begitu banyaknya pulau.

"Saya cerita kepada kepala negara lain jumlah pulau kita 17.000 lebih pulau, mereka terheran-heran gimana kelolanya. Oleh sebab itu, saya terangkan detail pada mereka, karena sulit bayangkan negara dengan 17.000 pulau, setelah saya terangkan mereka ngangguk-ngangguk, gak ngerti tahu apa tidak," tutur Jokowi.

Luasnya wilayah Tanah Air membuka peluang menjadi negara besar dengan meletakkan pondasi kuat dalam perekonomian dari waktu ke waktu. Sayang dalam beberapa kesempatan hanya dilewatkan begitu saja. 

Ada tiga pondasi kuat yang bisa diletakkan dalam membangun perekonomian. Pertama saat booming minyak pada 1970-an, kedua saat booming kayu pada era 1980-an dan ketiga booming minerba pada era sekarang. 

Pondasi pertama dan kedua sudah dilewati begitu saja tanpa menanamkan pondasi yang kuat pada masa itu sehingga lewat begitu saja. Satu-satunya kesempatan yang bisa dimanfaatkan adalah ketika  booming minerba.


"Kita punya kesempatan minerba kita meski sebagian sudah lewat tapi sebagian masih. Ini yang harus kita gunakan untuk pondasi ekonomi negara kita ini kokoh," papar Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper