Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WAJIB BELAJAR: Kepesertaan Sekolah Menengah Terbuka Digenjot

Untuk meningkatkan kekuatan ekonomi Indonesia, dapat dilakukan dengan cara mempersiapkan penduduk di usia produktif dengan pendidikan layak minimal hingga tingkat menengah keatas
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Kabar24.com, JAKARTA- Untuk meningkatkan kekuatan ekonomi Indonesia, dapat dilakukan dengan cara mempersiapkan penduduk di usia produktif dengan pendidikan layak minimal hingga tingkat menengah keatas.

Terkait hal tersebut, diperlukan upaya baru yang lebih inovatif selain cara konvensional. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui pengembangan sekolah menengah terbuka.

Keberhasilan program wajib belajar 9 tahun telah ditunjukkan dengan tingginya Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah menengah pertama (SMP) tahun 2012 sebesar 98,20%, sementara itu APK tingkat pendidikan menengah atas (SMA) baru mencapai76,01%.

Hal ini menunjukkan terdapat 22,20% lulusan tingkat SMP yang belum tertampung di tingkat SMA. Rendahnya APK pada jenjang pendidikan menengah disebabkan karena kendala geografis, sosial, ekonomi, dan budaya. Untuk itu, dengan adanya program sekolah menengah terbuka dapat meningkatkan pendidikan serta kualitas tenaga kerja Indonesia.

"Sekolah menengah terbuka merupakan satu bentuk pendidikan formal jenjang SMA yang berdiri sendiri tapi merupakan bagian dari sekolah induk yang penyelenggaraan pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri serta mengutamakan prinsip bimbingan online dan reguler," papar Kasubdit Program dan Evaluasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Kemendikbud, Lilik Sulistyowati di kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Lilik mengatakan, Sekolah Menengah Terbuka ini mengelola dan melayani dua kelompok peserta didik yang berbeda, yakni kelompok peserta didik reguler dan kelompok peserta didik jarak jauh.

"Jadi kita tempatkan sekolah induk di kota besar untuk siswa di kota tersebut. Untuk siswa yang tinggal di kecamatan atau kabupaten sekitarnya yang susah akses untuk ke sekolah kita sarankan untuk mengambil kelas jarak jauh. Jadi tidak akan ada lagi alasan tidak melanjutkan sekolah," ujarnya.

Tujuan diadakannya sekolah menengah terbuka, kata Lilik, untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan disekolah menengah reguler melalui sistem belajar mandiri, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan layanan khusus.

"Semua masyarakat bisa belajar kapan saja dimana saja, tapi ijazah tetap akan diberikan dari sekolah induk yang berada di sekitarnya," jelasnya.

Sejak tahun 2014, pemerintah telah melaksanakan program tersebut dan telah membangun enam sekolah rintisan yang terletak di provinsi salah satunya adalah SMAN 12 Terbuka Maringin Jambi, SMAN 2 Terbuka Padalarang Bandung Jawa Barat, SMAN 1 Terbuka Kepanjen Malang Jawa Timur, SMAN 1 Terbuka Narmada Lombok Barat, SMAN 1 Gambut Terbuka Banjarmasin, SMAN 3 Terbuka Sorong Papua Barat.

Saat ini, jumlah peserta didik sebanyak 1200 siswa dengan sebaran 200 peserta didik pada setiap sekolah.

"Dalam proses pembelajaran online dengan konsep learning system management menggunakan sarana pembelajaran berbasis teknologi informatika, sehingga setiap siswa dibagikan tablet dari Kemendikbud," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper