Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi: Ojek dan Go-Jek Jangan Berantem Lho Ya

Presiden Joko Widodo berpesan agar pengemudi ojek pangkalan dan pengemudi Go-Jek tidak saling bermusuhan.
Presiden Joko Widodo (kanan) berdialog dengan pengendara Go-Jek saat pertemuan bersama pengemudi kendaraan umum di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/9). Presiden mengundang tukang ojek pangkalan, pengemudi Go-Jek, sopir taksi, sopir angkot, pengemudi Metromini - Kopaja - Kopamilet untuk makan siang sekaligus mendengarkan aspirasi terkait pekerjaan mereka sehari-hari./Antara-Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kanan) berdialog dengan pengendara Go-Jek saat pertemuan bersama pengemudi kendaraan umum di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/9). Presiden mengundang tukang ojek pangkalan, pengemudi Go-Jek, sopir taksi, sopir angkot, pengemudi Metromini - Kopaja - Kopamilet untuk makan siang sekaligus mendengarkan aspirasi terkait pekerjaan mereka sehari-hari./Antara-Yudhi Mahatma

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo berpesan agar pengemudi ojek pangkalan dan pengemudi Go-Jek tidak saling bermusuhan.

Di sela makan siang bersama sekitar 80 pengemudi mikrolet, Kopaja, Kopami Jaya, Metromini, Taksi Express, ojek, dan Go-jek, Presiden Jokowi menyempatkan diri untuk berdialog dengan perwakilan dari masing-masing kelompok.

Dua di antaranya adalah pengojek Sanuri dan pengemudi Go-Jek Suryadi.

"Saya sudah sering baca, sering rame antara ojek dan Go-Jek, sebetulnya menurut Go-jek apa penyebabnya," tanya Jokowi kepada Suryadi di Istana Merdeka, Selasa (1/9/2015).

Suryadi yang datang mengenakan jaket khas Go-Jek berwarna hijau-hitam mengakui perselisihan antara ojek dan Go-Jek memang kerap terjadi di lapangan.

"Kita diusir. Sana jangan di sini," ujar Suryadi.

"Kalau Go-Jek itukan lewat aplikasi, kita bukan untuk mengambil penumpang dia. Kebanyakan ojek pangkalan salah paham," lanjut Suryadi.

Sementara itu, Sanuri berkeluh kesah kepada Presiden Jokowi soal kehadiran Go-Jek yang makin menjamur di Ibu Kota. Bahkan, orang yang dulu menjadi pelanggannya, sekarang bergabung menjadi pengemudi Go-Jek.

"Sekarang ada saingan lagi, Go-Jek ya kan Pak. Tarikan sepi, kita ngetem 1 jam, 2 jam, enggak dapet penumpang. Dateng Go-Jek, tinggal klik doang dapet dia," kata Sanuri yang mangkal di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Akibatnya, imbuh Sanuri, pendapatan ojek pangkalan menyusut dari Rp100.000/hari menjadi hanya Rp30.000/hari.

Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan pendapatan Go-Jek. Menurut Suryadi, setiap hari dia bisa mengantongi Rp300.000-400.000.

"Ya memang hidup itu bersaing, kompetisi. Jangan berantem lho, saya titip. Sama-sama untuk anak istri. Masa yang Go-Jek enggak boleh kerja? Anak istrinya mau diberi makan apa," pungkas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper