Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Kaki Amputasi, Calon Haji Ini Semangat Menuju Tanah Suci

Calon haji asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Munaji bin Riyono, 65, menjadi contohnya. Ia telah berangkat ke Tanah Suci dalam kondisi difabel (keterbatasan fisik) akibat kecelakaan lalu lintas.
Ilustrasi-Calon jemaah haji/Antara-Aloysius Jarot Nugroho
Ilustrasi-Calon jemaah haji/Antara-Aloysius Jarot Nugroho

Kabar24.com, SURABAYA -- Menunaikan ibadah haji, bagi kaum Muslim adalah cita-cita yang tak bisa dibendung kondisi apa pun. Bahkan, tak sedikit calon jamaah haji yang berharap bisa meninggal di Tanah Suci saat menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut.

Kondisi apa pun tak menjadi penghalang untuk bisa ke Tanah Suci, termasuk kondisi fisik yang berbeda dengan calon haji kebanyakan.

Calon haji asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Munaji bin Riyono, 65, menjadi contohnya. Ia telah berangkat ke Tanah Suci dalam kondisi difabel (keterbatasan fisik) akibat kecelakaan lalu lintas.

"Meski kondisi difabel pun tetap diberangkatkan, tergantung calhaj-nya, apakah dia kuat atau tidak," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes HM Shubuh di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Sabtu (29/8) malam.

Di sela pemantauan calon haji, ia menegaskan bahwa calhaj dengan kondisi difabel itu tidak menjadi masalah bila calhaj yang bersangkutan merasa mampu dan sehat.

"Haji memang ibadah yang bersifat fisik, karena itu kalau calhaj yang berangkat merasa mampu dan sehat, maka hal itu tidak menjadi masalah dan tetap diberangkatkan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Calhaj Sidoarjo Munaji telah berangkat ke Tanah Suci dengan Kloter 17 pada Sabtu (29/8) malam, meski ia harus dibantu alat bantu jalan (kruk).

"Hanya Allah yang tahu kondisi saya," ujar Munaji, ayah dari seorang anak dan kakek dua cucu itu, didampingi istrinya, Asning Amah, 53, yang sama-sama berangkat haji.

Warga Candi, Sidoarjo itu mengalami kecelakaan saat berkendara motor bersama temannya, bahkan temannya meninggal, namun dirinya harus rela kehilangan satu kaki kanannya.

Kecelakaan yang terjadi di Lemah Abang, Pandaan, Pasuruan pada tahun 1985 itu tak membuatnya patah arang dan tetap bersemangat melakukan kegiatan sehari-hari sebagai penjual sayur di Pasar Keputran, Surabaya.

Sebagai tengkulak sayur, ia setiap hari dibantu pegawainya mencari sayur untuk dijual, mulai dari Ambulu, Lumajang, Jember, Blitar, Kediri, Nganjuk, dan Lamongan.

Di manapun ada tempat sayur yang siap untuk dipanen, maka Munaji pun mendatangi untuk dijual kembali, di antaranya gambas, terong, ketimun, kacang panjang.

Dalam sehari, dia bisa menjual 1,7 ton sayur setiap hari dengan hasil penjualan bisa meraup keuntungan sebesar Rp500 ribu hingga Rp1 juta.

Tidak hanya itu, ia juga mewakafkan sebidang tanah untuk Mushalla "Bumi Allah" yang memiliki Taman Pendidikan Al Quran (TPQ).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper