Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat Baca Anak Indonesia Tinggi, Akses Dapatkan Buku Jadi Kendala

Akses antara buku bacaan dengan anak adalah salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan minat baca.
Membaca. /iics.sch.id
Membaca. /iics.sch.id

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) Trini Haryanti menuturkan akses antara buku bacaan dan anak adalah salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan minat baca.

Minat anak ada, namun fasilitas atau akses untuk menuju buku-buku bacaan berkualitas yang tidak ada. Hal ini yang membuat minat baca anak tidak tumbuh dan akhirnya keluar persentase rendah.

Diketahui, data UNESCO (The United Nations Organization for Education, Science and Culture Organization) pernah menyebutkan bahwa minat baca anak Indonesia rendah yakni hanya sebesar 0,01%. Persentase ini menunjukan hanya satu dari 10.000 anak yang memiliki minat baca.

"Buku itu adalah benda mati. Tidak ada manfaatnya kalau hanya diam. Buku baru bisa bermanfaat kalau dibaca. Karena itu, buku harus didekatkan aksesnya dengan anak," ujarnya dalam diskusi Workshop Taman Baca Anak (TBA) di Gedung Kementrian dan Pendidikan, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Dia menuturkan taman bacaan Anak (TBA) sebenarnya merupakan akses terbaik untuk menumbuhkan minat baca anak. Meski sebenarnya memiliki peran yang sama dengan perpustakaan, namun TBM memiliki kesan (image) yang mampu lebih melekat dengan masyarakat.

Apalagi, lokasi TBM yang lingkupnya lebih kecil seperti di kompleks perumahan atau lingkungan sekitar lebih mampu memberikan akses yang mudah bagi anak.

Sayangnya, terdapat sejumlah kendala yang kerap dihadapi para pengelola TBA yang mayoritas adalah warga yang secara indivudual mendirikan taman bacaan di daerah sekitarnya.

Secara keseluruhan, menurut Trini, terdapat tujuh kendala yang biasanya dihadapi pengelola TBA mulai dari tempat atau ruang TBA, koleksi buku, layanan, kerja sama (networking), kegiatan, pendanaan, dan regulasi.

"Anggaran atau pendanaan meskipun memang tidak dipungkiri kerap menjadi salah satu kendala, namun sebenarnya bukanlah permasalahan yang utama. TBA bisa tetap berjalan meski tanpa anggaran. Karena itu, networking adalah hal yang paling penting. dengan memiliki banyak networking, banyak kelompok yang sebenarnya bisa membantu dalam pemenuhan akan kebutuhan koleksi buku dan lainnya," ucapnya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper