Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihantam Kekeringan, Bulog Divre Sulut Siapkan Stok Beras untuk 5 Bulan

Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Utara mengklaim telah memiliki stok beras hingga 5,27 bulan ke depan sebanyak 18.217 ton.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MANADO - Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Utara mengklaim telah memiliki stok beras hingga 5,27 bulan ke depan sebanyak 18.217 ton.

Menurut Kepala Bulog Divre Sulut Sabarudin Amrullah, penyediaan beras tersebut mulai diserap oleh Bulog sejak awal Agustus tahun ini. Dari 26 divisi regional seluruh Indonesia, dirinya mengatakan penyerapan beras Sulut masih berada di atas rata-rata nasional.

“Musim kekeringan ini kan belum lama, sehingga sampai saat ini belum ada perubahan target penyerapan. Untuk tahun ini, targetnya 25.000 ton,” ucapnya di Manado, Minggu (16/8/2015).

Bulog sendiri optimistis target penyerapan beras ke petani mampu tercapai karena pihaknya telah melakukan berbagai koordinasi dengan mitra, termasuk TNI, dan pemerintah daerah setempat.

Namun, dalam periode 16 Juni-14 Agustus 2015, penyerapan beras Bulog Divre Sulut mencapai 2.414 ton dari target sekitar 5.000. 

Sabarudin mengemukakan Bulog mulai melakukan langkah persiapan lebih awal terkait dengan penyerapan beras sejak tahun ini.” Jadi, kami sudah mulai menyalurkan beras sampai periode September, dengan harapan posisi alokasi Desember bisa tersalurkan pada November,” tambahnya.

Akibatnya, pada Desember mendatang, Bulog tidak lagi fokus menyerap beras sehingga kegiatan hanya berkutat untuk menyelesaikan persoalan administrasi. Bulog juga mulai melakukan pembelian beras komersial dari petani, meski proporsinya masih 10%.

Adapun, beras komersial dibeli dengan harga Rp8.200, dan beras non komersial senilai Rp7.750.

Tidak hanya itu, Bulog bakal memperluas ruang lingkup pekerjaannya dengan membuka perdagangan komoditas pertanian. Meskipun demikian, dirinya mengakui penyerapan masih berkutat di angka 51% dari target tahun ini mencapai 100 ton.

“Ini kan amanat dari pusat, kami pasti menjalankannya. Tetapi, saat ini, masih fokus ke komoditas beras dulu,” ungkapnya.

Komoditi perdagangan jagung ini, lanjutnya, memang cukup potensial karena dapat menyerap jagung petani sekaligus potensial untuk dipasarkan secara komersial. Harapannya, komoditas tersebut bisa menembus pasar ekspor.

Khusus untuk program Raskin, dirinya mencatat penyaluran sudah mencapai di atas 80% dari target yang sudah ditetapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper