Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Peneliti Indonesia Lemah Isu-isu Internasional

Direktur Sumber Daya Manusia Universitas Indonesia (UI) Riani Rachmawati mengatakan kualitas perguruan tinggi belum diimbangi dengan riset yang mumpuni dari para akademisinya.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Sumber Daya Manusia Universitas Indonesia (UI) Riani Rachmawati mengatakan kualitas perguruan tinggi belum diimbangi dengan riset yang mumpuni dari para akademisinya.

Hal ini lantaran para peneliti dan dosen di kalangan kampus masih kesulitan menembus riset dan publikasi internasional.

Menurut data publikasi ilmiah internasional, Scopus, saat ini jumlah publikasi ilmiah dari gabungan sepuluh perguruan tinggi Indonesia hanya berkisar 14.000 jurnal.

Jumlah itu msih jauh tertinggal dibandingkan dengan publikasi Universitas Kebangsaan Malaysia yang mencapai 18.000 jurnal.

UI sendiri, lanjut Riani, sepanjang 2014 hanya mampu menerbitkan 400 publikasi ilmiah. Jenis publikasi pun didominasi oleh bidang kesehatan dan science technology seperti matematika IPA, kedokteran, dan ilmu komputer.

Adapun bidang sosial humaniora seperti ilmu budaya, sosial politik, ekonomi bisnis, dan psikologi, masih kurang bisa bersaing. Padahal, isu yang diusung merupakan isu yang 'seksi'.

”Tapi untuk masuk ke publikasi ilmiah internasional, seksi saja tidak cukup, harus hot, mereka juga harus menguasai isu internasional,” kata Riani, saat dihubungi, Selasa (4/8/2015).

Riani pun menjelaskan kendati banyak orang mengenal UI sebagai research university, pada kenyataanna research university itu tidak disertai dengan seberapa besar atau seberapa banyak menghasilkan publikasi internasional yang berdampak besar pada kebijakan masyarakat.

Hal yang sama juga terjadi di banyak kampus ternama lain di Indonesia. 

”Dosen idenya brilian, tetapi begitu dibawa ke internasional, kalah. Isunya bagus di Indonesia, tapi tidak relevan di dunia,” akuinya.

Riani mengatakan, beberapa faktor penghambat masuknya riset lokal ke ranah publikasi internasional antara lain kurangnya pengetahuan peneliti Indonesia tentang tip dan trik untuk bisa tembus ke publikasi internasional.

Termasuk isu-isu apa yang relevan di tingkat dunia baik Eropa maupun Amerika. "Juga pertimbangan kemampuan peneliti dalam hal grant (dana), karena riset yang bagus dananya besar," tuturnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper